SANGATTA – Bidang Statistik merupakan hal yang baru di Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Kutim.
Wajar, dari enam permohonan program yang ditawarkan kepada Pemkab Kutim, hanya satu yang dikabulkan. Enam permohonan tersebut adalah, penyusunan sistem informasi statistik daerah, dan penyusunan data pokok daerah.
Kemudian, penyusunan kecamatan dalam angka, pendataan produk-produk statistik, monitoring dan evaluasi data statistic, rapat koordinasi monitoring, evaluasi statistik, dan sosialisasi.
“Jadi fokus kami adalah statistik sektoral dan khusus. Sedangkan statistik dasar diolah BPS. Dari beberapa pengajuan tersebut, hanya satu saja yang direstui. Yakni penyusunan sistem informasi statistik daerah. Isinya terkait pembuatan media center data dan Website tentang perkembangan Kutim,” ujar Kepala Bidang Persandian dan Statistik, Darsafani bersama Kasi pengelolaan data statistik, Muhammad Saiful.
Ada beberapa alasan kandasnya permohonan yang diajukan Bidang Statistik. Pertama, masalah anggaran yang terbatas dan sebagian program tersebut masih berada di tangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim.
Berdasarkan hal itu, terpaksa beberapa permohonan lainnya belum dapat dikerjakan pada tahun ini. Pihaknya hanya fokus pada satu program yang direstui. Seperti mencari data valid kependudukan, ketenagakerjaan, dan indeks pembangunan manusia. Tiga hal inilah yang akan diprioritaskan di tahun kedua tersebut.
“Tahun ini baru kami mulai bekerja. Tahun kemarin (2017) belum maksimal. Ya hanya sebatas mensosialisasikan sepintas tentang statistik,” katanya.
Pada tahap pertama, semua data yang didapat akan dimasukkan ke dalam Website khusus kominfo. Dengan begitu, masyarakat dapat mengakses semua perkembangan Kutim khususnya di tiga bidang tersebut.
“Kami akan kerjasama dengan OPD terkait. Data itu kami masukkan ke dalam Web. Jadi bisa dilihat secara bebas oleh masyarakat. Hal ini dilakukan karena keterbukaan informasi,” katanya.
Dirinya berharap program lainnya dapat segera dikabulkan. Mengingat, program tersebut tak kalah penting dari penyusunan sistem informasi daerah.
“Seperti pembuatan buku tentang Kutai Timur khususnya Kabupaten, buku tentang kecamatan hingga pedesaan, dan sosialisasi di semua instansi. Ini semua sangat di butuhkan,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: