SANGATTA – Tahun ini Kutai Timur (Kutim) kembali mendapatkan kebanggaan karena salah satu Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Sandaran berhasil menjadi salah satu kepala sekolah berprestasi dan berbakat tingkat nasional.
Tak hanya itu, salah seorang pengawas pendidikan di Kutim atas nama Ismail dari Kecamatan Kongbeng berhasil menjadi pengawas terbaik urutan kelima se-Indonesia, sehingga mendapatkan kehormatan sebagai tamu undangan mengikuti upacara pengibaran bendera pada HUT RI ke-72 di istana negara.
Namun prestasi gemilang dari kepala sekolah ini belum dibarengi dengan perhatian kesejahteraan. Pasalnya, akibat krisis keuangan daerah yang melanda Kutim tahun ini, pembayaran honor bagi kepala sekolah ini terpaksa harus keluar dari draf penganggaran keuangan pada APBD Kutim 2017.
“Kami upayakan agar pada penganggaran APBD Perubahan 2017 ini, honor kepala sekolah bisa kembali teranggarkan. Dengan catatan, nilainya akan menyesuaikan kemampuan keuangan daerah,” ungkap Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kutim, Roma Malau.
Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kutim Irawansyah membenarkan hal itu. Sebab, keterbatasan angggaran memang tidak bisa dihindari.
“Jika pada APBD Kutim 2017 lalu, untuk pembayaran honor kepala sekolah, guru PNS dan non PNS, termasuk insentifnya diusulkan dengan besaran Rp 50 miliar selama setahun melalui alokasi Disdik Kutim,” sebutnya.
Dirinya berharap, usulan yang diajukan kembali melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim ini bisa lolos. Sehingga bisa membayarkan honor-honor kepala sekolah yang luput teranggarkan pada APBD Kutim 2017 murni. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: