bontangpost.id – Salah satu bakal calon pilkada Bontang Nasrullah telah mengajukan pengunduran diri dari pegawai negeri sipil (PNS). Nama yang berduet dengan Sutomo Jabir ini membenarkan kondisi tersebut.
“Benar sudah mundur,” kata Nasrullah saat ditanyakan awak media Kaltim Post ketika menaiki kendaraan pasca pendaftaran di KPU Bontang.
Diketahui alumni Universitas Negeri Malang ini merupakan tenaga pendidik di Kota Bontang. Ia bertugas sebagai guru olahraga di SMK 3 Bontang. Sementara Divisi Teknis Komisioner KPU Bontang Acis Maidy Muspa membenarkan terdapat surat proses pengajuan yang dilakukan oleh bapaslon.
Tanda terima itu dikeluarkan oleh Sekprov Kaltim.
Pun saat penetapan hingga 22 September ketika masih dalam proses maka ada surat keterangan. Kondisi ini sama dengan anggota DPRD yang baru dilantik tetapi ikut kontestasi pilkada. Mulai dari Agus Haris dan Muhammad Aswar.
“Kalau pengunduran diri dari anggota DPRD itu dari Setwan,” tutur dia.
Proses pendaftaran Sutomo Jabir-Nasrullah rampung setelah tiga jam menunggu pasca kedatangan.
Mengingat dokumen. B.Pencalonan Parpol.KWK belum ditandatangani sebelumnya oleh Plt Ketua DPC PKB Bontang Selamet Ari Wibowo. Bersangkutan di hari sama ikut mengantarkan bacagub Kaltim yang diusung oleh PKB.
Sutomo menegaskan keinginan untuk ikut bertarung di Pilkada Bontang sejatinya sudah sejak lama. Namun ia mengaku ketika belum mendapatkan kepastian, enggan untuk mempublikasikan.
“Dari awal saya sudah optiimistis maju sebenarnya,” terangnya.
Terkait pemilihan Nasrullah sebagai pasangannya, ia menyebut karena pertama yang didatangi ialah bersangkutan. Sutomo pun mengaku sebelumnya telah bersilaturahmi dengan beberapa nama.
“Namun chemistry dari awal memang sama Nasrullah,” sebutnya.
“Kami ingin melakukan akselerasi untuk pembangunan di Bontang,” ungkapnya.
Salah satunya mencakup aspek pendidikan, ia tidak ingin ada anak yang tidak bisa sekolah.
Jika dikarenakan tidak ada kendaraan untuk menuju lokasi pendidikan karena jauh, maka pemerintah harus menyiapkannya. Pun demikian jika terkendala biaya selama menempuh pendidikan.
“Kata kuncinya ialah tidak ada anak yang putus sekolah. Bagaimana bisa mewujudkan Indonesia emas kalau mimpinya tidak terwujud,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post