SAMARINDA – Didukung delapan pengurus Golkar kabupaten/kota plus organisasi pendiri dan sayap partai, Makmur HAPK angkat suara. Ketua harian DPD Golkar Kaltim itu menegaskan, seluruh dukungan adalah aspirasi yang berkembang. Namun, di atas semua itu, politik yang beretika untuk persatuan partai adalah lebih utama.
Rabu (3/5), Makmur menjelaskan “safari” politiknya. Mantan bupati Berau dua periode itu mendaftar sebagai bakal calon wakil gubernur di sejumlah partai atas seizin Ketua DPD Golkar Kaltim Rita Widyasari.
Makmur menjelaskan, peristiwa “beda jalan” pada Selasa (2/5) lalu. Saat Rita mengembalikan berkas bakal calon gubernur di DPW PPP dan DPW Nasdem Kaltim, Makmur berada di DPW PAN. Dikatakan, itu bukan disengaja. Makmur mengaku memenuhi permintaan PAN agar dirinya mendaftar sebagai bakal cawagub di partai berlambang matahari putih itu.
“Hampir semua ketua partai di Kaltim adalah teman lama. Mereka yang meminta saya mendaftar. Saya menghargai permintaan itu,” jelasnya. Pertemanan itu juga yang terjalin dengan PKB dan PPP. “Semua langkah saya juga telah dikomunikasikan melalui pesan pendek kepada Ibu Ketua (Rita),” jelasnya.
Makmur menegaskan bahwa sama sekali tidak berambisi menjadi kontestan Pemilihan Gubernur Kaltim 2018. Apapun keputusan partai, dia akan mematuhi.
Makmur mencontohkan pilgub pada 2013 ketika banyak partai memintanya maju sebagai cagub. Namun, ketika Golkar memutuskan mengusung Awang Faroek Ishak, Makmur turut mendukung.
Secara pribadi, kata dia, tidak pernah mengisi formulir pendaftaran. “Termasuk pendaftaran di DPD Golkar (yang didaftarkan delapan pengurus kabupaten/kota). Saya pun tidak tahu. Itu suara teman-teman DPD Golkar kabupaten/kota,” jelasnya.
Makmur menjelaskan tidak ingin aspirasi yang disampaikan oleh delapan ketua DPD Golkar kabupaten/kota dianggap sebagai disharmonisasi. Sebagai kader partai, Makmur mengutamakan solidaritas partai.
Makmur mengatakan tidak mempermasalahkan diusung atau tidak sebagai kontestan pilgub. Selama 15 tahun di Berau, Makmur mengaku tahu benar seluk-beluk seorang pemimpin. Lima tahun menjadi wakil, sepuluh tahun sebagai bupati Berau. Jika diberi amanah menjadi kepala daerah di provinsi, Makmur memahami hal yang harus dilakukan.
“Tapi, saya tetap tahu diri. Saya mengedepankan politik yang beretika. Jika dari awal sudah curang, kita akan curang seterusnya. Cara begitu bukan prinsip saya,” tegasnya.
Sebagai ketua harian Golkar, Makmur kembali menegaskan loyalitasnya kepada partai. “Hubungan dengan Ibu Rita juga tidak ada masalah. Malah kami satu helikopter dari Paser sepulang dari acara Golkar,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris DPD Golkar Kaltim Abdul Kadir turut memberikan penjelasan. Dia ikut mengantar Makmur mendaftar di PAN, yang bertepatan dengan pengembalian formulir Rita di Nasdem.
Dikatakan, waktu bersamaan antara Rita dan Makmur hanya kebetulan. Di PAN, pada Selasa lalu, adalah hari terakhir pengembalian berkas. “Pak Makmur juga waktunya terbatas karena harus kembali ke Berau,” jelas Kadir.
Sebagai seniornya di Golkar, Kadir mengantar Makmur dengan anggota seadanya. “Memang mendadak. Tapi, kami sudah memberi tahu Ibu Ketua dan tidak ada masalah,” jelasnya.
Kadir kembali menegaskan tidak ada perseteruan di tubuh Golkar. Aksi massal delapan ketua DPD kabupaten/kota mendaftarkan Makmur di DPD Golkar Kaltim hanya sebuah aspirasi. Tentu saja, lanjut dia, keputusan pendamping Rita di pilgub tetap mengikuti mekanisme partai.
Sebelumnya, aksi mengantar massal Makmur menimbulkan banyak tafsir terutama bagian dari politik simbol Golkar. Ada yang tidak beres di tubuh beringin Kaltim. Kabar perpecahan di pun mengemuka, sehubungan penentuan bakal cawagub. Namun, tafsir demikian segera dibantah Rita.
Bupati Kutai Kartanegara itu menyatakan, kabar tersebut hanya pandangan dari luar. “Tidak ada perpecahan di Golkar,” tegasnya. Dia memastikan seluruh kader tetap solid.
Rita membenarkan, ketua DPD kabupaten/kota sudah berkomunikasi. Kepadanya, para ketua partai di kabupaten/kota menyatakan sudah mengadakan survei. Hasil survei, terang Rita, dirinya pasti memenangi Pemilihan Gubernur 2018 bila dipasangkan dengan siapa pun.
Adapun ide mengusung Makmur dianggapnya sah-sah saja karena berdasarkan hasil survei. Namun, Rita mengingatkan agar tidak takabur terutama dengan kalimat, “Rita tetap menang dipasangkan dengan siapa pun.” (fel/rom/kpg/gun)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: