Meski sudah harus menyandang status yatim sejak kecil, tak menyurutkan langkah Muhammad Ihsan dalam berjuang menjalani kisah hidupnya. Berbagai aktivitas mulai dari berjualan hingga kerja sampingan rela dia lakukan demi melanjutkan sekolah. Seiring berjalannya waktu, tak disangka, lewat potongan pengumuman yang tertera di koran, rupanya menjadi jalan pembuka bagi Ihsan meraih kesuksesannya.
Bambang, Bontang
Sejak berusia tiga tahun, Ihsan — sapaan akrabnya — sudah harus merasakan kerasnya kehidupan. Di usianya yang masih sangat belia itu, dirinya sudah ditinggal sang ayah kandungnya, almarhum Mursidi. Hal ini membuat sang ibu, Faizah, harus berjuang keras menghidupi anak-anaknya sendiri.
Dari kondisi inilah, akhirnya menempa pria kelahiran Banua Lawas, 12 September 1985 untuk menjadi pribadi yang mandiri sejak kecil. Untuk memenuhi biaya hidupnya, Ihsan harus berjualan di sekolah setiap paginya. Bahkan, saking paginya dia berjualan, oleh gurunya, dia diberi amanah tambahan untuk memegang kunci seluruh kelas di sekolahnya. “Jadi saat SD dulu, saya jualan kripik dan es. Berangkatnya selalu pagi-pagi sekali,” ujarnya.
Meski sambil berjualan, namun prestasi Ihsan tak kalah dengan teman-teman lainnya. Bahkan, dirinya pun terpilih menjadi salah satu siswa yang mendapatkan beasiswa. Saat di bangku SMA, suami Sofia Rahmawati itu selepas pulang sekolah juga sekaligus bekerja sampingan di penggilingan padi milik keluarganya. Dari hasil bekerjanya itulah, akhirnya dirinya bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
“Jadi sepulang sekolah, makan dan salat dulu di rumah. Baru langsung ke tempat kerja sampai sore. Malamnya bisa dipakai untuk belajar dan istirahat,” ungkap bapak dua anak itu.
Namun demikian, kerjaaannya itu hanya ditekuninya sampai kelas 2 SMA saja. Pasalnya, di kelas 3, Ihsan diajak merantau ke Bontang oleh sang paman yang berstatus PNS di Bontang. Akhirnya dirinya pun pindah dan menyelesaikan sekolahnya di SMA Negeri 1 Bontang.
Usai lulus, tak pernah terbayangkan oleh anak keempat dari lima bersaudara ini untuk melanjutkan ke bangku kuliah. Pasalnya dirinya tak ingin merepotkan ibunya maupun pamannya yang telah membawanya ke Bontang. Akhirnya yang ada dalam benaknya kala itu, dirinya memutuskan untuk bekerja saja.
“Karena saya tahu untuk bekerja juga harus butuh keahlian terutama komputer, akhirnya saya memutuskan kursus di Samarinda saat itu,” bebernya.
Namun di tengah-tengah proses kursus itu kata Ihsan, sang paman rupanya melihat pengumuman di koran Kaltim Post kala itu, yang melampirkan pengumuman bahwa BKD Bontang membuka penerimaan mahasiswa STPDN secara gratis. Karena gratis dan program kedinasan inilah, akhirnya Ihsan didorong oleh sang paman untuk ikut seleksi penerimaan mahasiswa tersebut. Singkat cerita, usai menjalani lima tahapan tes mulai dari tes administrasi, psikotes, tes fisik, akademik, dan tes pantukhir di Bandung, akhirnya dirinya dinyatakan diterima di STPDN.
“Jadi kursus komputer nya, saya tinggal. Alhamdulillah ketika diterima di STPDN, statusnya sudah menjadi CPNS dan mendapatkan gaji meski sedikit. Dari gaji itulah bisa untuk membantu biaya tambahan selama perkuliahan sehingga tidak perlu merepotkan orang tua dan paman lagi,” jelasnya.
Empat tahun berlalu, Ihsan pun berhasil menjalani masa kuliah dengan baik. Usai lulus, dia langsung kembali ke Bontang dan mengabdikan diri di Kota Taman ini. Berbagai instansi pun pernah dia tempat. Terakhir sejak Juni 2015 hingga sekarang, dirinya diamanahi menjadi lurah Belimbing.
Salah satu gebrakan yang sangat luar biasa yang dia terapkan di Kelurahan Belimbing adalah, mampu mengembangkan pelayanan berbasis IT. Di mana, pelayanan dari RT ke kelurahan, tidak perlu menggunakan kertas lagi, melainkan sudah dapat diurus secara online melalui aplikasi elektronik Belimbing. Terobosan ini bahkan sudah diapresiasi hingga ke tingkat provinsi. Kata dia, program ini juga sekaligus mendukung visi misi Pemkot Bontang dalam mewujudkan Smart City.
“Prinsip saya, bagaimana bisa membuat program yang bermanfaat untuk kebaikan orang banyak. Dalam pelaksanaannya tentu ada pro dan kontra. Namun jika kita yakini hal itu baik dan bermanfaat, lakukan saja,” tuturnya.
Ke depan, Ihsan pun juga akan terus melakukan inovasi pelayanan di mana akan merancang sistem keamanan terpadu di seluruh wilayah Belimbing. Hal ini dibuat agar keamanan warga Belimbing jauh lebih aman lagi.
“Konsepnya sudah dibicarakan dengan ketua-ketua RT dan mayoritas sudah banyak yang setuju. Tinggal anggarannya saja lagi. Semoga bisa terlaksana,” harapnya. (bersambung)
Nama : Muhammad Ihsan, S.STP
TTL : Banua Lawas, 12 September 1985
Alamat : Jalan Durian RT 27 nomor 41, BTN PKT
Orang tua : Mursidi (alm) – Faizah
Istri : Sofia Rahmawati
- Anak :
- Naufal Rahmat Nur Ihsan
- Annisa Rahmah Nur Ihsan
Riwayat Pendidikan :
- SMA Negeri 1 Bontang
- D4 STPDN Jatinangor, Bandung (lulus 2007)
- S2 Magister Ilmu Administrasi Negara Unmul (sedang berjalan)
Riwayat Tugas :
- BKD Bontang (2 bulan)
- Kasi Tata Pemerintahan Kelurahan Bontang Lestari (2008-2010)
- Kasi PMKS Kelurahan Berebas Tengah (2011-2012)
- Kasi Tata Pemerintahan Kelurahan Api-api (2012-2015)
- Lurah Belimbing (Juni 2015-sekarang)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post