Penuh Haru di Pemakaman Samarinda
BONTANG – Kabar duka datang dari mantan Sekertaris Daerah (Sekda) Bontang periode 2011-2014, Asmudin Hamzah bin Amir Hamzah. Suami Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Yuliatinur itu tutup usia pada Selasa (28/3) kemarin pukul 06.00 Wita di ruang ICU lantai II RSUD Taman Husada Bontang.
Usai dinyatakan meninggal, jenazah langsung dibawa ke rumah duka. Dari pantauan Bontang Post kemarin, ratusan pelayat turut datang dan memenuhi rumah duka di Jalan Cut Nyak Dien RT 9 nomor 24 Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara.
Beberapa pejabat pun juga terlihat menyambangi rumah duka, seperti Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni bersama suaminya Andi Sofyan Hasdam, Bupati Kutim Ismunandar, Sekda HM Syirajuddin, Ketua DPRD Nursalam beserta anggota DPRD lainnya, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Mantan Wakil Wali Kota Isro Umarghani, serta pegawai pemerintahan lainnya.
Adik almarhum, Hartoni mengatakan, sudah sekira dua tahun ini sang kakak mengidap penyakit diabetes. Puncaknya seminggu sebelum akhirnya berpulang ke Rahmatullah, penyakit almarhum sudah semakin parah sehingga harus sering keluar masuk rumah sakit.
Namun rupanya takdir berkata lain, almarhum dipanggil terlebih dahulu oleh Sang Maha Kuasa di usia 59 tahun. “Kami dari keluarga sudah mengikhlaskan. Semoga amal ibadah almarhum semasa hidupnya diterima Allah SWT,” ujar Hartoni.
Usai disemayamkan, sekira pukul 11.30 Wita, jenazah dilepas secara simbolis oleh mantan Wali Kota Bontang dua periode, Sofyan Hasdam. Dalam sambutannya, Sofyan menyebut, almarhum merupakan sosok pekerja keras.
Jasanya dalam perkembangan Bontang hingga bisa seperti saat ini pun juga dinilai Sofyan sangat luar biasa. Bahkan sebelum Bontang menjadi kota otonom, almarhum Asmudin sudah terlebih dahulu mengabdi di Bontang.
“Saya cukup lama bersama beliau. Atas nama pribadi dan keluarga, saya turut mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan. Semoga segala kebaikan beliau di dunia bisa memperlancar jalannya kembali kepada Allah SWT,” ucapnya.
Usai dilepas secara simbolis, jenazah terlebih dahulu disalatkan di Masjid An-Namira Bontang Baru tak jauh dari rumah duka. Usai disalatkan, jenazah dibawa ke Samarinda untuk dimakamkan di TPU Jalan Kemakmuran, Sungai Pinang, Samarinda.
PENUH HARU
Suasana haru meliputi pemakaman almarhum Asmudin Hamzah, mantan sekretaris daerah (Sekda) Pemkot Bontang. Berangkat dari Kota Taman selepas zuhur, iring-iringan kendaraan pengantar jenazah almarhum tiba di kompleks Pemakaman Muslimin Jalan Kemakmuran Samarinda sekira pukul 15.18 Wita.
Selain keluarga Asmudin, rekan-rekan kerjanya semasa hidup dan para pimpinan OPD Bontang turut ikut mengantar kepergian suami dari Kepala Disdukcapil Bontang Yuliatinur ke peristirahatan terakhir. Salah satunya Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) Bontang Artahnan yang mewakili keluarga mendiang Asmudin.
Dari pantauan Metro Samarinda (Bontang Post Group) saat doa dibacakan, rombongan pengantar jenazah yang memadati pemakaman kompak hening mengenang Asmudin. Ekspresi pilu dan pandangan berkaca-kaca tampak pada raut wajah orang-orang yang ada di sana. Beberapa di antaranya mengabadikan momen-momen terakhir itu melalui gadget-nya masing-masing.
Sang istri, Yuliatinur sendiri tampak begitu lemah menyaksikan detik-detik suami tercinta dikuburkan. Terduduk menatap jenazah berbalut kafan untuk terakhir kalinya, beberapa kali lembar tisu di tangan Yuliatinur terusap menghapus air mata yang seakan tak kunjung berhenti. Namun air mukanya menampakkan ketabahan seiring ucapan belasungkawa dari para rekan.
Termasuk dari mantan Wali Kota Bontang Adi Darma yang datang bersama sang istri Najirah dan putranya, Ferza Agustia. Setelah memanjatkan doa kepada rekan kerjanya di pemerintahan tersebut, Adi Darma tak luput menyiramkan air tanda penghormatan terakhir pada pria yang dikenalnya sejak di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) itu.
“Saya kenal beliau sejak di APDN. Juga ketika kami sama-sama bekerja di Kukar (Kutai Kartanegara). Saya tahu persis sosok beliau. Orangnya pekerja keras, loyalitasnya tinggi, menghadapi pekerjaan selalu tenang,” kata Adi Darma.
Dia pun mensyukuri bisa bekerja bersama Asmudin ketika masih menjabat Wali Kota Bontang. Menurutnya, Asmudin sosok yang berupaya semaksimal mungkin untuk menuntaskan setiap pekerjaan yang diberikan. Termasuk membantu Adi dalam menjalankan program-programnya. Apalagi Asmudin terbilang sosok yang murah senyum dan pandai bergaul. “Posisi beliau memang di atas kami. Namun beliau begitu menghormati junior-juniornya,” tambahnya.
Karena itu kepergian Asmudin memunculkan perasaan kehilangan yang besar. Kehilangan seorang sahabat, teman, dan juga keluarga. Adi Darma sendiri sebelumnya telah berencana menjenguk Asmudin di Bontang sepulangnya dari umrah. Namun rupanya takdir berkata lain, Asmudin lebih dulu dipanggil Yang Maha Kuasa.
“Saya baru tiba di Jakarta setelah umrah. Dapat kabar beliau meninggal. Saya upayakan untuk bisa segera ke Samarinda. Beruntung pesawat saya pukul 09.00 WIB dari Jakarta dan setibanya di Samarinda langsung ke pemakaman,” terangnya.
Dengan sifat Asmudin yang super dan pandai bergaul, Adi mengaku memiliki banyak kenangan indah dan berkesan bersama almarhum. Yang paling diingatnya yaitu hobi Asmudin sebagai penikmat kuliner. Rupa-rupanya, almarhum adalah penikmat buar durian dan mangga.
“Makannya bisa banyak. Sampai saya ingatkan jangan makan banyak-banyak, ingat penyakit,” tandas Adi yang mendoakan agar Asmudin mendapat tempat terbaik dan semua amalnya diterima di sisi Allah SWT. (bbg/luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post