Harga bawang merangkak naik menuju akhir pekan kedua Februari. Ini berbeda dengan harga tomat dan kentang yang justru turun.
Salah seorang pedagang sayur di Pasar Kebayoran yang akrab disapa Ibu Tomat (56) mengatakan kepada Liputan6.com, harga bawang putih dalam kurun waktu dua hari terakhir naik drastis.
“Bawang putih sekarang harganya Rp 40 ribu per kilogram (kg), dari tadinya Rp 25 ribu. Untuk bawang putih kating juga, sebelumnya Rp 30 ribu per kg, sekarang udah Rp 45 ribu lagi,” tuturnya di Pasar Kebayoran, Jakarta, Jumat (9/2/2018).
“Ini sih namanya bukan lagi naik harganya, tapi ganti harga,” keluh dia.
Sementara untuk bawang merah, harganya juga melonjak, dari Rp 23 ribu per kg sekarang menjadi Rp 28 ribu per kg.
Beda cerita dengan kentang dan tomat, Ibu Tomat menjelaskan, dua barang itu sudah turun harga sejak tiga hari kemarin. “Kentang itu turun dari Rp 18 ribu per kg jadi Rp 16 ribu per kg,” ungkapnya.
“Kalau tomat justru turunnya gede, Rp 5 ribu, yang awalnya Rp 15 ribu sekarang cuman Rp 10 ribu,” kata dia lagi.
Cabai yang sempat naik-turun harganya beberapa waktu yang lalu, kini sudah stabil. “Cabai rawit merah, cabai rawit hijau dan cabai keriting merah, saya jual sama Rp 50 ribu. Sudah segitu dari beberapa minggu,” pungkas Ibu Tomat.
Sebelumnya, pemerintah diminta mengantisipasi kenaikan harga cabai. Kenaikan harga cabai dipicu kurangnya pasokan akibat masuknya musim hujan di sejumlah daerah.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri, mengatakan, saat ini harga cabai rawit merah, cabai merah keriting, cabai TW, dan cabai rawit hijau tergolong tinggi. Harga keempat jenis cabai tersebut berada di atas Rp 40 ribu per kg.
?”Cabai ini tinggi. Kalau bawang masih standar. Cabai rawit merah, cabai TW, cabai keriting, cabai rawit hijau itu di atas Rp 40 ribu. Malah cabai rawit merah sudah hampir Rp 50 ribu,” ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, pada Senin, 29 Januari 2018.
Dia mengungkapkan, potensi kenaikan harga cabai dari saat ini bisa saja terjadi. Sebab, di sejumlah daerah, khususnya sentra produksi cabai tengah memasuki musim hujan.
“Cabai dari daerah Jawa Timur, Lumajang, Jember dan sebagainya,” ucap dia.
Saat memasuki musim hujan seperti ini, kata Mansuri, banyak panen cabai yang gagal. Selain itu, cabai juga mudah busuk ketika musim hujan sehingga potensi pasokan cabai ke kota-kota besar seperti Jakarta berkurang.?(liputan6)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: