BONTANG – Cabang olahraga (cabor) pencak silat memiliki kendala jelang persiapan pekan olahraga porvinsi (porprov) akhir tahun ini. Faktor belum turunnya dana pemusatan latihan dari KONI Bontang menjadi penyebabnya. Melihat kondisi itu, Bidang Bina Prestasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Bontang Maulana Akbar mengatakan, target yang dipasang pengurus cabor mengalami penurunan dibanding prestasi saat kejurprov dua tahun silam.
“Kami hanya menargetkan tiga medali emas saja, karena belum ada anggaran untuk persiapan porprov,” kata Maulana kepada Bontang Post, Sabtu (19/5).
Padahal saat kejurprov 2016, tim pencak silat Bontang mampu membawa pulang lima medali emas. Sehingga menempatkan diri di posisi ketiga di bawah Samarinda dan Kutai Kartanegara.
Maulana menyebut dua daerah ini pula yang bakal menjadi saingan terberat kala bersua di porprov nanti. Mengingat terdapat beberapa atlet yang berasal dari Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) Kaltim.
“Tetapi kami optimistis meskipun butuh perjuangan ekstra untuk mengalahkan atlet dari dua daerah itu,” ujarnya.
Sebanyak 28 atlet akan diikutsertakan dalam event dua tahun sekali se-Kaltim tersebut. Jumlah tersebut dibagi dalam dua kategori yaitu laga maupun seni. Di sektor laga, tim Bontang akan terlibat pada kelas A hingga H.
“Untuk kelas A itu atlet berberat badan 45-50 kilogram, selanjutnya kelipatan lima setiap kelasnya,” paparnya.
Sementara untuk sektor seni terdapat tiga nomor tanding yakni tunggal, ganda, dan beregu. Tim Bontang hanya absen sektor tunggal putra, mengingat atlet di nomor itu tidak lolos saat pra porprov.
Diakui Malulana, saat pra porprov beberapa waktu lalau hanya menargetkan para atlitnya untuk sampai fase semifinal. Sesuai regulasi atlet yang melampaui babak tersebut secara otomatis lolos di porprov.
“Beberapa atlet yang saya rekomendasikan untuk tidak tanding lagi setelah melewati fase semifinal,” ungkapnya.
Mirisnya, saat pra porprov tersebut, tim pencak silat Bontang harus berangkat dengan biaya sendiri. Pasalnya, saat menanyakan ke Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) dan wali kota tidak terdapat anggaran untuk pos tersebut.
Akibatnya dua atlet putri ditarik oleh perguruannya akibat faktor biaya. Padahal keduanya merupakan atlet potensial yang mampu menambah potensi raihan medali emas nanti.
“Saat itu diganti dengan kualitas di bawahnya. Padahal tidak mungkin kualitas di bawahnya dapat mengimbangi dua atlet tersebut,” ucapnya.
Saat ini para atlet masih berlatih di perguruannya masing-masing. Maulana mendapat kabar uang pembinaan cabor akan diterima sebelum Idulfitri. Ke depan, anggaran tersebut bakal dipakai untuk persiapan latihan bersama sekaligus pemusatan latihan.
Diakuinya, persiapan porprov untuk cabor pencak silat membutuhkan anggaran minimal Rp 50 juta. Adapun rinciannya untuk pembelian suplemen, uang saku, dan perlengkapan bertanding.
“Kalau latihan tentu membutuhkan asupan suplemen karena fisik dikuras saat itu,” tukasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post