SANGATTA – Tahun ini, Kutim dipastikan belum meraih Adipura. Hal ini disebabkan oleh masih minimnya manajemen pengelolaan sampah. Sehingga pemkab terus gencarkan persiapan.
Staf Ahli Bidang Keuangan, Mohamad Idham Edwin menyampaikan, untuk meraih adipura, persiapan Kutim masih terbilang di bawah standar. Pasalnya dari 17 item penilaian, Kutim dianggap masih belum mampu mengelola sampah. Padahal di kategori lain, daerah ini sudah memadai.
“Kita belum bisa menerima nominasi tersebut. Ada nilai standar yang tidak dapat dicapai, yakni 72-75, sementara nilai kita masih di bawah 60. Manajemen pengelolaan itu merupakan aspek penting, terlebih harus sesuai dengan pasal, agar bisa mendongkrak penilaian,” Jelasnya dalam agenda coffee morning di Ruang Meranti, Senin (13/8).
Di tempat yang sama, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (P2KL) Dinas Lingkungan Hidup Kutim, Andi Palesangi mengatakan, salah satu kendala sulitnya Kutim mengelola sampah disebabkan minimnya lokasi. Dia mengatakan, TPA yang ada lahannya semakin menyempit, sehingga menyulitkan pihaknya dalam melaksanakan pengelolaan.
“Pengelolaan di TPA sedikit sulit. Sedangkan untuk pelimpahan ke lahan PT KPC, masih belum memadai. Jadi belum bisa relokasi. Usaha saat ini, kami jalin terus koordinasi dengan perusahaan,” terangnya.
Menanggapi hal ini, Bupati Ismunandar meminta pada Dinas Lingkungan Hidup agar mampu meningkatkan manajemen pengelolaan. Terlebih saat ini pihaknya sedang menguji coba mesin penghancur sampah.
“Manfaatkan saja dulu lahan yang enam hektare. Jangan menunggu yang 30 hektare. Saya rasa segitu cukup luaslah. Garap saja dulu yang tersedia,” pungkasnya. (*/la)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: