MUI Serukan Jangan Golput 

Hamri Hans(MUBIN/METRO SAMARINDA)

“Siapa yang akan dipilih nanti, itu persoalan lain. Itu hak pemilih. Yang tidak boleh hanya golput. Silakan pilih sesuai keinginan dan pandangan masing-masing. Siapapun yang dipilih dan terpilih, yang penting tanggung jawab memilih sudah ditunaikan,”. Hamri Hans Ketua MUI Kaltim.

SAMARINDA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim menyerukan pada seluruh masyarakat Bumi Etam untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2018. MUI bahkan mewajibkan agar semua masyarakat berpartisipasi di pilgub dan tidak menjadi bagian dari golongan putih (golput).

Ketua MUI Kaltim, Hamri Hans menyebut, menjadi golput dalam pilgub sama saja tidak bertanggung jawab terhadap perubahan daerah. Sebagai masyarakat, memilih adalah bentuk menunaikan hak memberikan mandat kepemimpinan pada kepala daerah beserta wakil kepala daerah.

“MUI memandang pemilu itu menentukan masa depan daerah. Pemilu membuka keran menentukan pemimpin bagi masyarakat. Ada harapan bahwa masa depan akan lebih baik dengan pemimpin yang bersih,” kata Hamri, Rabu (11/4) kemarin.

Kata dia, cukup banyak dalil yang mewajibkan masyarakat menggunakan hak pilihnya. Namun khusus untuk Pilgub Kaltim 2018, MUI mendasarkan pandangan pada argumentasi akal.

“Dalil aqliyah ini sudah nyata adanya manfaat bagi pemilih. Orang yang mencalonkan diri dalam pilgub itu membawa harapan untuk kebaikan dan kemajuan. Saat memilih, masyarakat disuruh menentukan masa depannya,” kata dia.

Sebelumnya MUI telah menyerukan hal yang sama pada seluruh cabangnya di kabupaten/kota. Diharapkan, dengan begitu seruan MUI dapat disebarkan di masyarakat.

“Tetapi seruan itu dikeluarkan di pemilu 2014. Sekarang tidak ada seruan. Karena kami rasa seruan yang lalu sudah cukup dijadikan dasar agar MUI tetap menganjurkan masyarakat menggunakan hak pilihnya di pilgub,” ucapnya.

Karena itu, Hamri tidak mengeluarkan keputusan tertulis pada MUI untuk menyerukan masyarakat menggunakan hak pilihnya. MUI Kaltim hanya menyampaikan agar MUI kabupaten/kota ikut andil menyerukan agar masyarakat tidak golput.

“Selain itu saya juga melakukan ceramah di masjid-masjid. Saya serukan pada jemaah agar menggunakan hak pilihnya di pilgub. Tidak hanya sekali atau dua kali saya ceramah, di banyak kesempatan tetap saya serukan hal yang sama,” bebernya.

Kata dia, pemilih diberbolehkan menentukan dukungan dan pilihan pada siapa saja yang bertarung dalam Pilgub Kaltim. Mengingat dukungan pasangan calon itu hak setiap orang.

“Siapa yang akan dipilih nanti, itu persoalan lain. Itu hak pemilih. Yang tidak boleh hanya golput. Silakan pilih sesuai keinginan dan pandangan masing-masing. Siapapun yang dipilih dan terpilih, yang penting tanggung jawab memilih sudah ditunaikan,” ucapnya.

Dia menyarankan, ketika memilih gubernur, masyarakat harus hati-hati. Calon yang dipilih harus diyakini mampu membawa perubahan bagi masyarakat Kaltim. “Pelajari dulu calonnya, baru tentukan pilihan,” serunya. (*/um)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version