BONTANG – Seorang nenek bernama Mira (70) yang merupakan binaan dari Lembaga Konsultasi Kesejateraan Keluarga (LK3) kini meminta kembali ke keluarganya. Akan tetapi menurut Pekerja Sosial LK3 Suratmi, identitas keluarga sang nenek belum diketahui hingga kini.
“Nenek tersebut minta pulang ketemu keluarga, tetapi asalnya dari mana belum diketahui. Kelihatannya dari Dayak Kayan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Mira ditemukan oleh LK3 berdasarkan laporan netizen melalui media sosial Facebook di forum Bursa Barang Bontang (BBB) pada 3 Oktober 2015. Kemudian Mira dibawa ke Rumah Singgah Dissosnaker yang kini menjadi Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat (Dissos-P3M).
“Satpol PP tangkap, kemudian diserahkan ke LK3,” ujarnya.
Keesokan harinya klien diintervensi di Puskesmas 1 Bontang Selatan dan hasil diagnosa dokter, klien mengalami psikotik akut yang akhirnya dirujuk ke RSUD Bontang. Akan tetapi, selang beberapa waktu ia kemudian dirujuk ke RS Adma Husada Samarinda.
“Klien sering berkeliaran di jalan, jika ditanya klien marah-marah, klien selalu berbicara menceritakan kisah hidupnya yang ditinggalkan oleh suami dan anaknya. Suami klien pergi dengan perempuan lain dan ditipu oleh orang hingga hartanya habis,” cerita Suratmi.
Mira pasca pulih dari rumah sakit jiwa, lalu sesuai daerah pengirim yakni Bontang, akhirnya dijemput pulang ke Bontang. Tak lama berselang, ia dirujuk ke Panti Jompo Yayasan Ponpes Manula Al Maqfiroh jalan poros Bontang-Sangatta km 10 RT 8 Dusun Kemuning, Desa Martadinata, Kecamatan Teluk Pandan Kutim.
“Klien karena kepikunan, rewel, sehingga pihak panti mengeluarkan,” paparnya.
Saat ini Mira ditampung di rumah relawan Nurjanah yang berlokasi di jalan Asmawarman RT 24 Gunung Telihan. Pada saat ditemukan si nenek membawa bungkusan plastik yang berisi uang Rp 4 juta.
Suratmi berharap agar Mira bisa segera bertemu dengan keluarganya. Awak media Bontang Post juga melakukan klarifikasi terhadap relawan pengasuh Mira, Nurhayati mengenai kondisi terkini dari nenek tersebut.
“Kondisinya Alhamdulillah sehat, kalau makan bisa sendiri tetapi tetap kami pantau,” kata Nurhayati.
Di usia yang senja si nenek sudah mengalami kepikunan. Oleh karena itu para relawan kesulitan untuk menggali identitasnya.
“Pernah kami mencari berkat kisah sepotong-sepotong dari nenek yang mengaku tinggal di daerah Karang Asam, Samarinda. Tetapi karena daerah tersebut sangat luas jadi tidak ketemu,” tungkasnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: