BONTANG – Kakek berusia 77 tahun bernama Abdullah ditemukan sudah tak bernyawa di gubuknya pada Selasa (12/12) kemarin sekira pukul 14.30 Wita. Jenazah Dullah—sapaannya—ditemukan sudah dalam kondisi membusuk dan mulai dipenuhi ulat.
Bahkan dari jarak beberapa meter dari lokasi kejadian, sudah tercium bau busuk yang menyengat hidung. Beberapa warga pun berkumpul ingin mengetahui kondisi jenazah Dullah di dalam gubuk kecil yang menempel di rumah yang ditempati Hardiyanti dan anak gadisnya yang baru berusia 4 tahun.
“Saya tinggal berdua sama anak saya, sudah sekira 4 tahunan disini. Rumah ini milik Dewi, saudara angkat kakak saya,” jelas Hardiyanti yang ditemui di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Jalan Slamet Riyadi, RT 22, nomor 80, Kelurahan Loktuan, kemarin (12/12).
Kata dia, saat dirinya mulai menempati rumah tersebut, Dullah sudah lebih dulu tinggal di gubug di samping kanan rumahnya. Diperkirakan Dullah sudah tinggal di gubuk tersebut selama 5 sampai 6 tahun. Sehari-hari, Dullah sering ke musala. Karena kata dia, Dullah buang hajat di toilet Musala Babussalam yang berada tak jauh dari rumahnya. “Saya biasanya setiap hari sering lihat karena Pak Dullah sering bolak-balik depan rumah untuk ke musala. Tetapi sudah 2 hari ini enggak pernah saya lihat lagi,” ujarnya.
Diceritakan Hardiyanti, kemarin dia hendak membuat nasi goreng di dapur rumahnya. Kebetulan dinding dapurnya bersebelahan dengan gubuk yang ditinggali Dullah. Kebiasaannya pun ketika hendak memasak, dirinya sering meneriaki Dullah. Hanya saja, siang kemarin, Hardiyanti merasa heran karena panggilannya tak disahut. Bahkan, dari luar jendela dapurnya banyak sekali lalat yang beterbangan. “Memang dari pagi saya sudah mencium bau busuk seperti bangkai, tetapi saya pikir ada tikus yang mati. Nah siangnya pas mau masak kenapa lalat semakin banyak, saya jadi kepikiran sama Pak Dullah,” terang dia.
Saat itu juga, karena memanggil Dullah tak juga ada jawaban, Hardiyanti pun nekat menendang pintu gubuk Dullah. Dari balik kelambu, Hardiyanti melihat sudah banyak lalat yang terbang. Spontan, dia pun segera berlarian ke arah jalan sambil meminta pertolongan dan mengatakan jika Dullah sudah meninggal. “Hari Minggu itu saya masih melihat dia (Dullah, Red.), karena dia duduk di halaman rumah saya. Sabtu malamnya pun, dia masih mengikuti acara maulid nabi di Musala Babussalam. Kemungkinan Senin pak Dullah meninggal,” bebernya.
Dikatakan dia, Senin malam lalu, ada seseorang mencari Dullah, tetapi tidak sempat turun dan malah putar balik di halaman rumah Hardiyanti karena melihat lampu depan gubuk Dullah tidak menyala. Barulah Selasa siang ini kematian Dullah diketahui dirinya. “Saya informasikan ke kakak saya (Kaisar, Red.) akhirnya, kakak saya yang menghubungi Bhabinkamtibmas Loktuan dan tak lama polisi mulai berdatangan ke sini,” ungkapnya.
Saat Bontang Post tiba di TKP, baik dari Sat Reskrim Polres Bontang juga Polsek Bontang Utara sudah mulai mendatangi TKP. Tak lama, tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification (Inafis) Polres Bontang tiba dengan “alat tempurnya” dan segera melakukan olah TKP. Police line pun mulai dibentangkan di sekitar TKP dan meminta warga yang berkerumun untuk menjauh dari TKP.
Kondisi gubug tersebut terdapat satu kursi plastik yang jatuh terbalik, serta beberapa barang yang berserakan. Agak jauh dari pintu, tampak kelambu yang terbentang menutupi kasur kecil untuk satu orang. Bau menyengat masih bercampur dengan udara, lalat pun berterbangan di sekitarnya. Posisi korban, berada di atas kasur dengan kondisi sudah membengkak dan mulai melepuh karena pembusukan. Bahkan, di kepala korban sudah mulai bermunculan ulat belatung tanda pembusukan berlangsung. Korban tidur tanpa menggunakan baju dengan posisi telentang dan tangan kanan korban menjuntai ke lantai.
Usai melakukan olah TKP, jenazah korban pun segera dievakuasi ke RSUD Taman Husada Bontang untuk proses visum et repertum (VeR). Polisi yang tampak hadir di sana mulai dari Kasat Reskrim Polres Bontang Iptu Rihard Nixon beserta jajarannya, Kasat Intel AKP Ibnu beserta jajarannya, Kapolsek Bontang Utara Iptu Muklas serta Bhabinkamtibmas Loktuan Aipda Bajuri.
Kapolres Bontang, AKBP Dedi Agustono melalui Kasat Reskrim Polres Bontang mengatakan pihaknya menunggu hasil visum dari rumah sakit. “Sementara ini kami belum bisa mengetahui penyebab kematian korban, karena menunggu hasil visum dan dokter yang bisa menjelaskan penyebabnya. Makanya korban dibawa ke rumah sakit apakah ada tanda-tanda kekerasan atau tidak,” ungkapnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: