Oleh :
Agusriansyah Ridwan,S.IP,M.Si
Ketua Majelis Permberdayaan Masyarakat PDM Kab. Kutim
Salah satu yang harus dibiasakan dalam kehidupan adalah bagaimana memaknai masukan ( Kritik ) menjadi sesuatu hal yang akan menghadirkan sesuatu hikmah ( positif ).
Menghadapi Masukan ( Kritik ) dengan Prasangka Baik ( Positif Thinking ) akan lahirkan ketenangan dalam berpikir untuk menyimpulkan maksud dan makna yang tersirat dari sebuah ucapan lisan ataupun tulisan.
Setiap peristiwa tentu akan memiliki Impact ( dampak ), dan akan berpeluang dari semua itu akan ada solusi yang terbaik untuk sebuah Value ( Nilai ) yang akan menyelesaikan masalah yang di hadapi.
Tetap luruskan niat , tetap berkarya dan tetap merawat komunikasi sebagai sarana Silaturrahmi agar tetap menjaga hati untuk pancarkan wajah yang tetap menebar senyum ketulusan .
Biarkan waktu memberikan rentetan historinya untuk menguraikan sebuah gambar dan capaian,
Hanya penilaian ( Assisment ) dari Allah segala sesuatunya untuk di kembalikan , karena tak memiliki nilai semu dan kepalsuan .
Terinspirasi dengan Firman Allah sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan dalam QS.Albaqorah Ayat 216 ,
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Dalam ayat ini ada beberapa hikmah dan rahasia serta maslahat untuk seorang hamba. Karena sesungguhnya jika seorang hamba tahu bahwa sesuatu yang dibenci itu terkadang membawa sesuatu yang disukai, sebagaimana yang disukai terkadang membawa sesuatu yang dibenci, iapun tidak akan merasa aman untuk tertimpa sesuatu yang mencelakakan menyertai sesuatu yang menyenangkan.
Dalam hidup suara gemuruh yang riuh meriah “tepuk tangan” atas apresiasi dari apa yang di lakukan tentu kadang lebih dirindukan banyak orang,
Karena terasa begitu disanjung dan di hargai .
Namun jangan lupa “tepuk tangan” sekaligus memiliki makna yang melemahkan dan membahayakan diri.
Gemuruh “tepuk tangan” atas pujian itu bisa menyusup ke dalam hati membawa banyak penyakit yang merusak. Hati menjadi angkuh, hati menjadi rapuh dan hati selalu minta untuk dihormati.
Maka melakukan perenungan diri adalah solusi terbaik , dengan untaian Istighfar menjadi Dzikir pembersih jiwa untuk tetap mengabdi , ini semua menjadi satu kewajiban karena setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban baik kehidupan fana ( Dunia ) ini dan di kehidupan kekal ( Akhirat )kelak.(*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: