SANGATTA – Tingginya biaya operasional yang harus disiapkan Boarding School SMA 2 Sangatta Utara, membuat utang membengkak. Terlebih, kepastian pembiayaan dari provinsi pun belum jelas. Akibatnya, aktivitas siswa yang berada di sekolah unggulan tersebut terganggu, hingga dilaporkan ke Bupati Kutai Timur (Kutim) Ismunandar.
Mendapat laporan terkait masalah tersebut, Ismu pun dibuat kaget. Pasalnya, selama ini laporan yang diterima selalu menyebutkan semua berjalan lancar.
“Saya pernah tanya di sana (SMA Boarding School) bagaimana. Tapi, katanya, jalan saja. Nah nggak taunya malah utang. Saya kaget juga begitu ada laporan itu,” kata Ismu usai Rapat Koordinasi, Senin (6/11) kemarin.
Menyikapi masalah tersebut, kata dia, Pemkab Kutim akan melakukan evaluasi dan koordinasi terlebih dahulu dengan Provinsi Kaltim. Sebab, istilah SMA Boarding School itu tidak ada di provinsi. Sedangkan secara kewenangan, kini SMA dan SMK berada di bawah tanggungjawab provinsi.
“Infomasi yang kami terima, dalam sehari SMA Boarding itu butuh anggaran operasional Rp 20 juta. Itu, sudah untuk biaya makan, loundry serta semua kebutuhan siswa yang tinggal difasilitas itu,” sebutnya.
Ismu pun mengakui, memang siswa yang mengenyam pendidikan di sekokah tersebut merupakan putra-putri Kutim. Namun, untuk dapat menyalurkan bantuan, pihaknya harus melihat dasar aturannya terlebih dahulu. Sehingga jangan sampai kebijakan yang dilakukan justru menimbulkan masalah baru.
“Sebenarnya ini yang saya khawatirkan. Begitu diambil provinsi, apa ini tertangani atau tidak. Ternyata tidak. Akan tetapi, mereka anak-anak kami juga yang perlu dapat perhatian. Makanya, kami akan koordinasikan dulu dengan provinsi, bagaimana mekanismenya. Apakah lewat Bankeu (Bantuan Keuangan) atau bentuk bantuan lainnya,” papar Ismu. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: