BONTANG – Selama masa pandemi ini, UPT Rusun selaku pengelola Rumah Susun (Rusun) Api-Api mulai menerapkan standar protokol kesehatan penanganan Covid-19. Ini dilakukan, tak lain karena rusun merupakan kawasan padat penduduk. Dan potensi penyebaran virus SARS-CoV-2 sangat besar bila tak ada langkah antisipatif diambil.
Langkah antisipatif pertama yang diambil pengelola rusun ialah memasang bilik disinfektan sederhana. Dibangun menggunakan pipa pvc ukuran 4 inci, cairan disinfektan otomatis menyemprot sekujur tubuh siapapun yang masuk ke rusun melalui gerbang utama.
“Sudah kami pasang sejak akhir Maret lalu. Enggak lama setelah pengumuman Bontang menetapkan Covid-19 sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB),” beber Kepala UPT Rusun, Eli Tarliah kala disambangi Bontangpost.id di kantornya, Senin (27/4/2020) pagi.
Selain memasang bilik disinfektan, pengelola menerapkan pengamanan lebih sejak di gerbang masuk. Sejak kasus Covid-19 BTG-1, seluruh tamu luar kota sudah tak diperkenankan memasuki rusun. Kecuali, tamu tersebut memperoleh surat keterangan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang.
“Kami arahkan tamu luar kota cek ke Gedung PSC dan minta surat keterangan. Tanpa itu, tidak boleh. Pun kalau diberi, tetap kami minta tinggal di kamar saja, tidak keluar,” tegas Eli.
Untuk menghindari kerumuman, petugas keamanan melakukan patroli ke tiap blok saban 1-2 jam sekali dalam waktu yang tidak ditentukan. Agar jadwal patroli tidak mudah diterka, dan kumpul-kumpul antar-penghuni rusun dapat dihindari.
Sementara untuk penghuni, semua diwajibkan menggunakan masker. Baik ketika berada di lingkungan rusun, terlebih ketika keluar.
“Petugas keamanan kami tegas. Kalau dilihat ada tidak pakai masker, ditegasi terus,” bebernya.
Penyemprotan disinfektan ke tiap kamar dan pemasangan tempat cuci tangan juga sudah dipasang di tiap blok.
Rusun Api-Api merupakan gedung yang terdiri dari 5 lantai. Tiap lantai berisi 24 kamar, dan akumulasi seluruh kamar ialah 198. Sebanyak 196 kamar dihuni masyarakat umum, sementara 2 sisanya oleh pengelola rusun.
Kemudian untuk total penghuni. Dengan rata-rata per kamar diisi 3 orang, maka akumulasi penghuni rusun Api-Api mencapai 588 orang.
“Padat ini, mbak,” katanya.
Kendati telah mengupayakan protokol keamanan terbaik, namun UPT Rusun mengaku masih perlu alat pengaman lain. Seperti termometer tembak (Digital infrared thermometer). Ini untuk pengecekan awal suhu tubuh penuhi, dan siapapun yang hendak masuk ke rusun.
“Kami butuh termometer tembak, sih. Supaya pengamanan bisa lebih maksimal lagi,” pinta Eli. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post