KPU Antisipasi dengan Sosialisasi
SAMARINDA – Rendahnya partisipasi pemilih dalam pemilu kepala daerah (pilkada) terakhir menjadi perhatian Komisi Pemilihan Umum (KPU) Samarinda. Diharapkan angka partisipasi ini dapat membaik dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2018 mendatang. Dalam hal ini KPU menyebut calon gubernur dan wakil gubernur ikut berpengaruh dalam partisipasi pemilih.
Ketua KPU Samarinda Ramaon Dearnov Saragih menyatakan, bicara tingkat partisipasi masyarakat tidak bisa sepenuhnya dibebankan pada sosialisasi. Pasalnya, ada faktor-faktor lain yang ikut berpengaruh pada minat masyarakat datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
“Bukannya kami membela diri, namun ada penelitian dari universitas terkait partisipasi ini. Salah satunya karena para calon yang ditawarkan partai politik yang kurang diminati publik,” kata Ramaon kepada Metro Samarinda.
Dia menjelaskan, KPU Samarinda pada pilkada kemarin telah gencar melakukan sosialisasi. Di antaranya dengan masuk ke sekolah-sekolah, kalangan marjinal, bahkan sampai ibu rumah tangga dan kelompok-kelompok pengajian. Namun begitu hasil sosialisasi ini juga tergantung dari faktor lainnya.
“Ada faktor misalnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada partai. Lalu pengetahuan masyarakat tentang kepemiluan. Bagaimana calon kepala daerah yang ditawarkan,” terangnya.
Lebih lanjut Ramaon menjelaskan, karena berstatus pilkada serentak, semestinya penyebaran informasinya lebih meluas dan masif. Namun begitu KPU tetap melakukan antisipasi terhadap turunnya tingkat partisipasi dengan melakukan sosialisasi yang disesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang cukup.
“Selama ada anggaran itu, akan kami manfaatkan secara efektif dan efisien untuk mendongkrak partisipasi masyarakat khususnya di Samarinda,” sebut Ramaon.
Kegiatan sosialisasi ini menurutnya bisa dikerjasamakan dengan berbagai pihak. Di antaranya organisasi-organisasi kemasyarakatan, para pemilih pemula, serta ajakan melalui forum-forum organisasi atau instansi yang berpotensi memiliki banyak massa. Bukan hanya oleh KPU, partisipasi masyarakat juga ikut ditentukan stakeholder lainnya terkait dukungan terhadap pilgub.
“Kalau kemarin sih memang kami sudah cukup dapat dukungan. Cuma yang namanya hasil, ya siapa tahu. Yang memilih kan masyarakat, bukan kami. Ini tergantung dari para calon yang ditawarkan baik oleh parpol maupun calon independen,” ungkapnya.
Ditanya target pencapaian tingkat partisipasi dalam pilgub mendatang, Ramaon menyebut KPU masih belum memutuskan. KPU belum melakukan rapat terkait penentuan berapa target partisipasi. Namun begitu secara pribadi dia berkeinginan agar tingkat partisipasi pemilih di Samarinda bisa menjadi yang tertinggi di antara kota-kota yang ada di Kaltim.
“Karena Samarinda ini kan ibukota. Akses informasi dan situasinya kan seharusnya lebih baik dari dua kota lainnya,” tegas Ramaon. Dibandingkan dua kota lainnya di Kaltim yaitu Balikpapan dan Bontang, Samarinda memang mencatatkan partisipasi paling rendah yaitu sekira 49 persen. Di antara daerah lain di Kaltim, Samarinda menjadi terendah kedua setelah Kutai Timur. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: