Rayakan Hari Kebangkitan Yesus dari Kematian
BONTANG – Arak-arakan pawai obor ramaikan Perayaan Paskah umat kristiani di Bontang, Minggu (16/4) kemarin. Kegiatan ini digelar Gereja Toraja Jemaat Kanaan dan Hurian Kristen Batak Protestan (HKBP) Bontang dalam merayakan kebangkitan Yesus dari kematian.
Pendeta Gereja Toraja Jemaat Kanaan Bontang, Budikrisna Pangalingan menjelaskan, pawai obor ini diikuti sekira 500 anak yang didampingi para orang tua mereka. Dimulai dari gereja dengan mengelilingi sekitaran wilayah luar, hingga kembali ke gereja. Dilanjutkan dengan ibadah Paskah Sekolah Minggu. Dalam pawai obor tersebut memiliki makna, sedang bersuka cita dan bergembira, karena Tuhan Yesus mampu mengalahkan maut.
“Pawai obor yang rutin digelar tiap tahun dan khusus bagi anak-anak ini, berguna menanamkan iman sedini mungkin bagi mereka,” jelasnya.
Budikrisna mengatakan, setelah ibadah Paskah yang diikuti anak-anak sejak pukul 04.00 Wita – 06.00 Wita, dilanjutkan dengan orang dewasa yang diikuti sekira ribuan jemaat mulai pukul 08.30 Wita -12.00 Wita. Dalam ibadah yang mengambil tema momentum kembali dari Emause menuju Yerusalem, meski dalam waktu berbeda, para jemaat baik anak- anak dan orang tua yang melaksanakan ibadah Paskah akan mendengarkan cerita kebangkitan Kristus, yakni Tuhan Yesus serta mendengarkan khotbah dari pendeta yang didatangkan langsung dari Makassar.
“Selain merayakan Paskah, hari ini pun kami rangkaikan dengan acara HUT gereja kami dan sukuran tahunan yang rutin kami lakukan. Karena gereja kami selalu senantiasa diberikan keberkahan,” ujarnya.
Sementara itu, Pendeta Gereja HKBP Bontang, Rudolf Sitorus menuturkan hal yang sama, perayaan Paskah di HKBP yang mengambil tema hidup di dalam anugerah, dimulai sejak pukul 04.30 Wita, turut pula menggelar pawai obor. Yang mana obor tersebut memiliki arti penerangan di hari Perayaan Paskah dan terang dalam menyelamatkan kehidupan manusia. Namun diakuinya, kegiatan ini sebenarnya tidak wajib, karena ini hanya kebijakan dan tradisi gereja saja.
“Perayaan selalu dilakukan saat subuh, karena kebangkitan Yesus dari kematian diberitakan kitab suci terjadi pada waktu Subuh,” katanya.
Dia menambahkan, usai pawai tersebut, dilanjutkan dengan buha-buha ijuk atau ibadah subuh. Kemudian dilanjutkan ibadah Paskah dalam bahasa Indonesia pada Pukul 07.30 Wita dan Pukul 10.00 Wita dengan bahasa Batak. Yang kemudian masing-masing ibadah tersebut dilanjutkan dengan perjamuan kudus.
“Dari 1572 jemaat kami, semua bebas memilih ibadah Paskah. Yang mana, baik itu menggunakan bahasa Indonesia ataupun yang Batak,” tukasnya. (ver)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post