BONTANG – Isu kelangkaan gas elpiji 3 kilogram membuat masyarakat Bontang khawatir. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Bontang pun turun ke lapangan, berupaya mencari pedagang atau pangkalan nakal yang menjual gas melon dengan harga tak sesiau standar.
Aguswati, Ketua TPID Bontang yang merupakan Kasubag Ekonomi Sekretariat Daerah Bontang mengatakan, pihaknya turun melakukan sidak elpiji 3 kg guna memastikan isu kelangkaan dan harga yang melambung jelang Ramadan. “Kami juga sudah koordinasi dengan Pertamina, dan kami ingin menelusuri penyebabnya apabila isu harga naik dan kelangkaan tersebut benar,” jelas Aguswati saat diwawancara di sela-sela sidak, Rabu (25/4) kemarin.
Sementara itu Sales Executive LPG Kaltim A Muhajir mengimbau, agar warga tidak tertipu dengan harga gas 3 kilogram yang melambung tinggi. Jika mendapati gas 3 kilogram tak sesuai standar, maka warga disarankan untuk membelinya langsung di pangkalan. Identitas pangkalan tertera di papan nama yang terpasang di depan toko. Sehingga bila mereka menjual di atas harga Rp 18 ribu, warga diharapkan melaporkan ke call center Pertamina di 1 500 000. “Itu harga (Rp 18 ribu, Red.) sudah ditetapkan oleh Wali Kota Bontang,” ujarnya.
Kata dia, pihaknya sangat menghargai jika ada masukan dari masyarakat. Ketika ada harga yang tidak sesuai maka pihaknya akan melakukan pengecekan dan investigasi. Jika laporan tersebut benar, maka pangkalan tersebut akan ditindak sesuai peraturan. “Kami imbau masyarakat agar memberikan kesempatan kepada warga yang berhak, untuk membeli gas 3 kilogram. Jadi bagi warga kalangan ekonomi menengah diharapkan menggunakan LPG yang non subsidi, termasuk sektor usaha mikro,” ungkapnya.
Sidak ini menyasar toko yang menjual gas 3 kilogram secara eceran, pelaku UMKM seperti rumah makan, serta para pangkalan elpiji. Meski menemui harga gas yang tak sesuai standar, namun hingga usai sidak TPID tidak menemukan penyebab harga gas 3 kilogram tersebut melambung tinggi. Pasalnya, para pemilik toko gas eceran mengaku selalu diantarkan stok gas 3 kilogram dengan harga beragam. Mulai dari Rp 23 ribu hingga Rp 25 ribu. Sehingga mereka terpaksa menjual ke konsumen seharga Rp 28 ribu. “Saya tidak tahu siapa nama orang yang mengantar gas. Kadang diantar 10 tabung, kadang kami ambil sendiri juga. Tempatnya di kilometer 6 atau di Bukit Indah,” ujar salah satu pemilik toko di depan Den Arhanud Rudal.
Salah satu pangkalan gas 3 kilogram lainnya juga mengatakan, dirinya menjual gas secara eceran, sehingga dirinya melarang konsumen yang membeli dalam jumlah banyak. “Kami jual satu-satu ke pembeli, kalau ada yang mau beli banyak tidak saya kasih. Harga saya jual Rp 18 ribu,” kata pemilik toko di wilayah Bukit Indah.
Sebagai informasi, sidak ini diikuti oleh seluruh instansi terkait yang tergabung dalam TPID. Mulai dari Plt Kabag Sosek Azizah, Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Bontang, Satpol PP Bontang, Sales Executive LPG Kaltim, serta para agen LPG dari Direktur PT Pantai Subur Masriadi dan Direktur PT Akawi Amriadi. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post