BONTANG – Tantangan dunia ke depan semakin kompleks dengan revolusi industri 4.0. Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin masif membuat masyarakat kini memasuki era digital. Hal itu harus dipersiapkan sedini mungkin, agar Indonesia tidak tertinggal dengan negara lain.
Menyambut era besar itu, Himpunan Mahasiswa Bontang (HMB) Cabang Makassar menggelar seminar pendidikan bertajuk “Optimalisasi Peran Generasi Milenial yang Berkarakter, Kritis, Kompetitif, dan Inovatif di Era Revolusi Industri 4.0”. Seminar yang diikuti perwakilan dari 20 SMA/SMK/MA se-Bontang itu digelar di Auditorium Taman Tiga Dimensi, Selasa (14/1/2020), pukul 09.00 Wita.
Lima pembicara dihadirkan untuk mencerahkan dan menambah wawasan pelajar di Kota Taman. Mereka yakni mantan Wali Kota Bontang dua periode Andi Sofyan Hasdam, Wakil Ketua II DPRD Bontang Agus Haris, anggota Komisi I DPRD Bontang Abdul Haris dan M Irfan, serta Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Dasuki. Acara dibuka dengan suguhan tarian dari Komunitas Kuntul Perak Bontang.
Dalam penyampaiannya yang pertama, Sofyan Hasdam bercerita tentang awal mula kelahiran revolusi industri 1.0 hingga 4.0. Dia menyebut, perkembangan industri ke depan bisa jadi tidak akan pernah terbayangkan sebelumnya.
“Dulu saya kalau berkirim kabar, paling cepat gunakan telegram. Sekarang dengan smart phone saja, hitungan detik sudah bisa saling berkomunikasi,” katanya.
Perkembangan tersebut merupakan tantangan yang suatu saat akan dialami generasi milenial saat ini. Sebutnya, siapa yang menguasai teknologi, dia yang akan menguasai dunia.
“Namun jangan lupakan juga aspek agama. Karena itu yang membentuk jati diri masyarakat Indonesia,” tambahnya.
Sementara Abdul Haris menjelaskan, sebanyak 94,4 persen generasi milenial sudah terkoneksi dengan internet. Hasil itu berdasarkan survei sahabat keluarga Indonesia yang dia kutip. Dengan kata lain, generasi muda saat ini hidup di era segala informasi bisa diakses dengan mudah dan cepat.
“Ada sebuah anekdot, tiga kebutuhan dasar generasi milenial saat ini adalah sandang, pangan, dan colokan,” selorohnya, disambut tawa peserta seminar.
Ia berpandangan, informasi di era revolusi industri 4.0 harus bisa diambil sisi positifnya, terutama untuk pelajar. Dengan internet, lanjutnya, siswa bisa mencari ilmu pengetahuan yang tidak diajarkan di sekolah.
“Tapi bisa jadi internet ini disalahgunakan ke hal negatif, seperti menyebar berita hoaks, akses pornografi, dan sebagainya,” ujarnya.
Sedangkan Agus Haris memperingatkan para pelajar, di tengah gempuran informasi, ada pula gempuran budaya asing yang sangat berbahaya jika tidak mampu disaring dengan baik. Untuk itu, ia mengingatkan para pelajar agar membangun rasa nasionalismenya di tengah revolusi industri 4.0, agar Indonesia tetap punya pendirian dan tidak mengikuti arus.
“Kenali jati dirimu, jati diri bangsamu. Agar bangsa ini di tengah revolusi industri tidak menjadi bangsa yang konsumtif, yang selalu jadi sasaran produk asing,” pesannya.
Sikap optimisme tersebut juga disampaikan M Irfan. Ia menyebut Indonesia punya potensi untuk bersaing di revolusi industri 4.0 dengan negara lain. Untuk itu ia berpesan kepada pelajar agar tidak menyia-nyiakan waktu dan menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat.
Sementara Dasuki juga mengingatkan untuk berhati-hati dengan segala tindakan di dunia maya. Sebab, segala informasi dan jejak digital yang ditinggalkan tidak bisa hilang begitu saja.
Ketua Pelaksana Seminar Pendidikan, Arga Rio Irmiga menyebut kegiatan ini diadakan untuk menambah wawasan pelajar di Kota Taman tentang revolusi industri 4.0. Ia berharap, dari kegiatan ini dapat menjadi bekal mereka mempersiapkan diri di masa depan.
“Yang juga terpenting agar mereka juga ikut memerangi hoaks, dan berhati-hati dalam berkegiatan di dunia maya,” jelasnya. Acara kemudian diakhiri pukul 12.00 Wita dengan penyerahan kenang-kenangan kepada narasumber dan pengisi acara. (Zulfikar)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post