Sekadau- Aksi nyeleneh dilakukan para pelajar SMP Negeri 1 Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau. 25 pelajar di sekolah favorit tersebut melakukan aksi gores tangan.
Kepala SMPN 1 Sekadau Hilir, Albinus SPd, awalnya ketika diwawancara Rakyat Kalbar tak ingin peristiwa itu diekspos media massa. Makanya ia pun tidak memberikan laporan kejadian itu ke Dinas Pendidikan Sekadau maupun pihak lain di luar sekolah. Namun karena sudah sudah menyebar, ia pun mengaku pasrah kejadian itu diberitakan.
“Mau gimana lagi. Sudah banyak yang tahu,” katanya kepada Rakyat Kalbar, Kamis (18/10).
Aksi gores tangan massal itu diketahui dilakukan para pelajar dalam kurun dua hari sejak Senin (15/10) dan Selasa (16/10). Informasi yang didapat, para pelajar melakukan aksi gores tangan dengan menggunakan silet, penggaris atau pun jarum.
Luka yang ditimbulkan memang tidak terlalu parah. “Hanya bekas merah. Kalau pun berdarah, hanya sedikit,” jelas Albinus.
Kejadian tersebut terungkap setelah salah seorang guru melihat ada yang tak lazim di lengan salah satu muridnya. Setelah dikroscek, ternyata pelajar tersebut baru saja melakukan aksi gores tangan.
Menurut Albinus, aksi gores tangan itu tidak dilakukan di sekolah atau saat jam pelajaran. Mereka melakukannya di luar sekolah tanpa sepengetahuan orangtua.
“Sebenarnya ini bukan kewenangan kita. Tapi karena murid kita, ya tentu kita juga memiliki rasa kepedulian,” ucapnya.
Sebagai bentuk kepedulian, pihaknya sudah mengundang para orangtua pelajar yang melakukan aksi gores tangan dan komite sekolah, Rabu (17/10). Para orangtua mengaku bersyukur ada kepedulian dari pihak sekolah.
Para pelajar yang melakukan aksi gores tangan tersebut, umumnya perempuan. Keseluruhan merupakan pelajar kelas VII atau kelas I SMP. Albinus mengaku menyesalkan atas kejadian tersebut. Apalagi dari sebagai pelajar, banyak yang berpestasi.
Untuk sementara, para pelajar yang melakukan aksi gores tangan diberikan pembinaan oleh pihak sekolah.
Pembinaan dimaksud, dengan memberikan bimbingan rohani oleh para guru agama dan guru-guru lain yang peduli. Konsekuensinya, mereka harus pulang terlambat setengah jam dari siswa lainnya untuk mengikuti pembinaan sesuai agama masing-masing.
“Kalau biasanya murid lain pulang jam 13.30 WIB, mereka harus terlambat setengah jam,” ucap Albinus.
Dijelaskan dia, pelajar melakukan gores tangan karena ikut-ikutan aksi serupa yang beredar di Media Sosial (Medsos). “Kata siswa kita, ada lihat videonya di Youtube. Nanti kalau masih ada, kita panggil BNN,” pungkasnya.
Informasi yang didapat Rakyat Kalbar, sejumlah pelajar itu melakukan aksi gores tangan karena terinspirasi video di Medsos.
“Lihat youtube,” kata salah seorang pelaku saat dimintai keterangan oleh pihak sekolah.
Pelaku lainnya juga mengutarakan hal yang sama. Ia mengaku hanya ikut-ikutan rekannya yang lain. “Buat senang-senang saja,” ujarnya saat ditanyai warga soal aksi gores tangan massal itu.
Terpisah, Bupati Sekadau Rupinus SH MSi mengaku terkejut dengan aksi gores tangan massal yang dilakukan pelajar SMPN 1 Sekadau. Ia pun berjanji akan segera menindaklanjuti informasi tersebut. “Saya baru tahu. Kebetulan lagi di luar daerah,” ujar Rupinus kepada Rakyat Kalbar via selulernya, Kamis (18/10) malam.
Dirinya menegaskan akan segera menindaklanjuti informasi tersebut lantaran sangat prihatin dengan masalah itu. “Besok (hari ini, red), baru pulang ke Sekadau. Nanti akan segera kita tindaklanjuti,” tegas Rupinus sembari mengutarakan rencana untuk berkunjung langsung ke SMPN 1 Sekadau Hilir.
Kepala Dinas Pendidikan Sekadau, Losianus SPd Msi juga mengakui baru mendapat informasi soal aksi nekat para pelajar SMPN 1 Sekadau Hilir itu, Kamis (18/10) sore. Hanya saja, informasi tersebut belum bersifat laporan resmi.
“Tadi kepala sekolahnya ada telepon melapor ke saya. Cuma laporan tertulis atau laporan resminya belum,” ujar Losianus saat dihubungi Rakyat Kalbar.
Losianus menegaskan, besok pagi (hari ini, red) dirinya akan langsung berkunjung ke SMPN 1 Sekadau Hilir. Ia akan mengklarifikasi langsung masalah tersebut. Pihak Dinas Pendidikan juga akan segera membuat surat edaran resmi kepada sekolah lain untuk mengantisipasi hal serupa. Dinas Pendidikan mengajak para orangtua dan sekolah untuk lebih ketat mengawasi anak didiknya.
“Ini merupakan salah satu pengaruh buruk Medsos. Kita harapkan para pelajar yang melakukan hal itu, diberikan pembinaan, minimal oleh guru Bimbingan Konseling (BK) yang ada di sekolah,” tutup Losianus.
Kapolres Sekadau, AKBP Anggon Salazar Tarmizi SIK ikut angkat bicara terkait masalah ini. Hari ini ia juga akan turunkan tim untuk memberikan sosialisasi ke SMPN 1 Sekadau Hilir. Mengingat para pelajar yang masih berusia belasan tahun memang rentan terpengaruh dengan Medsos. Celakanya, usia sebesar itu lebih mendahulukan berbuat dibandingkan berpikir dampak buruk yang bisa timbul akibat perbuatan tersebut.
“Makanya kita minta agar kepada para pelajar agar jangan mudah terpengaruh Medsos. Pikir dulu dampaknya seperti apa,” pungkas Anggon. (rk/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post