SAMARINDA – Pembangunan infrastruktur jalan dan bandar udara di berbagai kabupaten/kota terus digenjot Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim. Kesiapan sarana dan prasarana yang memadai dinilai penting untuk menjaga iklim investasi di Bumi Etam berjalan baik.
Tak hanya itu, kesiapan infrastruktur yang baik bakal menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Kaltim. Apalagi saat ini Kaltim sedang giatnya mendorong pengembangan industri hilir maupun pengembangan hasil perkebunan kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).
Selain itu, geliat pembangunan melalui investasi di sektor pertambangan, baik minyak dan gas (migas) maupun batu bara saat ini dinilai terus membaik. Sehingga menjaga iklim dan kondusifitas investasi dirasa cukup penting dilakukan semua leading sector, terutama melalui kebijakan yang tepat dari pemerintah.
Upaya percepatan pembangunan melalui pembangunan bandar udara seperti di Samarinda maupun pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, disebutkan sebagai bagian dari upaya pemerintah mewujudkan koneksitas antar daerah dan menjaga iklim investasi ke depan.
“Ini terbukti, di seluruh kabupaten/kota sudah terhubung jalan darat dengan kondisi beraspal yang baik,” kata Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak belum lama ini.
Menurut Awang, pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,02 kilometer (km) yang telah mulai dilakukan sejak 2011 lalu, merupakan bagian dari upaya pemerintah memperlancar transportasi darat angkutan barang dan orang.
Kemudian untuk perhubungan udara di kabupaten/kota telah berdiri bandar udara besar. Dua bandara itu berada di Balikpapan yakni Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman dan di Samarinda yakni Bandara Aji Pengeran Tumenggung (APT) Pranoto.
“Dari bandara APT ini, kami berharap ke depan ada penerbangan untuk kawasan ASEAN, dengan tujuan penerbangan ke Kinibalu Sabah, Kuala lumpur dan Singapura,” harap Awang.
Selain itu, untuk memudahkan akses di perbatasan, juga telah berdiri bandar udara di Mahakam Ulu. Sementara untuk menunjang sektor pariwisata dan untuk pertahanan negara, sudah berdiri pula bandara di pulau terluar Maratua, Kabupaten Berau.
Potensi kepariwisataan di Kaltim sangat besar dan berprospek cerah bila dikelola dengan baik, karena hampir semua objek pariwisata ada di Kaltim seperti wisata alam, sejarah, seni budaya dan kehidupan tradisional masyarakatnya yang khas.
“Karena itu, investasi di sektor kepariwisataan maupun pada sektor usaha lainnya di Kaltim masih sangat terbuka bagi pengusaha manca negara,” jelasnya.
Apalagi Kaltim merupakan salah satu dari lima provinsi di Pulau Kalimantan yang lokasinya sangat strategis. Yaitu Selat Makassar sebagai lalu lintas laut kedua (ALKI-II) di Nusantara Indonesia untuk tujuan lokal dan internasional.
Selain itu, Pemprov Kaltim juga memberikan tawaran menarik dan memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan, kecepatan proses administrasi dan perijinan serta kepastian hukum kepada para calon investor yang akan berinvestasi atau menanamkan modal usahanya di Kaltim.
“Jadi, jangan ragu investasi di Kaltim. Kaltim membuka sejumlah peluang investasi dan usaha, sekaligus memperkuat hubungan dan jaringan kerja sama dengan para pihak di semua negara, terutama negara ASEAN,” tambah Awang.
Pemprov Kaltim berkeyakinan, jika ada dukungan transportasi yang memadai dan kerja sama dapat terjalin dengan baik, maka pembangunan di berbagai sektor akan berdampak langsung terhadap kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat kawasan BIMP-EAGA di saat sekarang maupun di masa-masa yang akan datang. (*/drh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post