BONTANGPOST.ID, Bontang – Pembangunan jembatan di Bontang, tepatnya di Jalan Ikan Koi, Tanjung Laut Indah berdampak terhadap akses masuk pelajar SMP 7. Pasalnya konstruksi oprit di infrastruktur tersebut ternyata lebih tinggi dibandingkan gerbang sekolah. Alhasil akses masuk sekolah pun praktis tertutup.
Plt Kepala SMP 7 Norhayati mengatakan sejatinya saat pembangunan jembatan di Bontang yang menghubungkan Jalan Atletik sudah dilakukan sosialisasi. Bahkan pihak sekolah diberi informasi desain gambar infrastruktur itu.
“Ternyata untuk konstruksinya itu tinggi sehingga menutup akses masuk ke sekolah kami,” kata Norhayati.
Alhasil sebagai akses sementara dinding samping sekolah dijebol. Akses ini digunakan oleh pelajar maupun guru untuk masuk ke halaman sekolah. Pihaknya menuturkan sudah ada beberapa peninjauan lapangan utamanya dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dan wali kota terpilih Neni Moerniaeni.
“Kami harapkan ada solusi untuk permasalahan ini,” ucapnya.
Diketahui, dinding samping itu dijebol sejak Juli lalu. Proses penjebolan itu dilakukan oleh kontraktor. Pembangunan jembatan ini digelontorkan anggaran senilai Rp4,9 miliar. Dikerjakan oleh CV Aldi Pratama.
Sebelumnya jembatan ini berbahan kayu. Alhasil banyak sampah yang tersangkut di bagian bawah jembatan. Kondisi ini membuat aliran air sungai tidak lancar.
Lebar jembatan mencapai lima meter. Tujuannya agar infrastruktur ini dapat dilewati oleh kendaraan roda empat. Praktis sebelumnya akses hanya bisa digunakan oleh kendaraan roda dua.
Lebar jembatan mencapai lima meter. Tujuannya agar infrastruktur ini dapat dilewati oleh kendaraan roda empat. Praktis sebelumnya akses hanya bisa digunakan oleh kendaraan roda dua.
Sementara salah satu orangtua pelajar yang enggan disebutkan namanya meminta agar pemkot segera membuat akses baru. Pasalnya akses gerbang darurat saat ini penuh dengan tegangan tinggi karena berada di kawasan WTP KS Tubun.
“Semoga pemkot segera membuat gerbang sekolah baru karena yang darurat itu rawan,” pungkasnya. (*)