BONTANG – Wacana dibukanya rute pelayaran baru yakni Bontang-Palu-Mamuju masih mengalami hambatan. Kasi Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Welly Sakius mengatakan saat ini masih menunggu perizinan.
Terkait permintaan subsidi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kepada PT ASDP Indonesia Ferry selaku perusahaan pemilik kapal. Subsidi ini untuk biaya operasional kapal.
“Untuk besarannya kami tidak mengetahuinya. Karena ini wewenangnya Kemenhub,” kata Welly.
Padahal, perihal kajian maupun persyaratan pembukaan rute baru sudah tidak dipermasalahkan. Kajian itu mengenai jumlah penduduk dan potensi apa yang dibawa masuk serta keluar.
“Kemungkinannya ramai karena berdasarkan kajian jumlah penumpang yang bertolak ke rute tujuan tidak hanya berasal dari Bontang. Melainkan dari Kutai Timur dan Kutai Kartanegara,” ucapnya.
Selain itu, rute ini juga menunjang geliat perekonomian. Mengingat beberapa komoditas sayuran bakal masuk ke Kota Taman. Diangkut melalui pelayaran ini.
Adapun jarak tempuh Bontang-Mamuju diperkirakan dapat ditempuh 16 jam. Rencananya, kapal akan berlayar sebulan dua kali untuk pembukaannya. Intensitas waktu ini dapat ditambah. Melihat tingkat kepadatan penumpang.
Di samping subsidi, ketersediaan anggaran untuk menyiapkan pra sarana menemui kendala. Sebab, anggaran yang dibutuhkan untuk penyiapan landasan sejumlah Rp 1,5 miliar. Sayangnya tahun ini Pemkot Bontang hanya mengucurkan Rp 1 miliar. Sisanya digelontorkan tahun depan.
“Sistemnya bertahap. Ini kami sudah bersikeras saat asistensi. Tetapi mentok karena mereka yang memutuskan,” sebut dia.
Dikhawatirkan, anggaran tahun depan tidak muncul dalam Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA). Sementara kapal telah siap beroperasi. “Nanti dikira kami (Dishub) yang main-main oleh PT ASDP,” keluh Welly.
Tak hanya itu, peningkatan biaya material seperti site pile juga menjadi masalah. Rencananya, Dishub mengusulkan penambahan anggaran pada tahun depan sehubungan ini. Jumlahnya 10 dari total pengadaan material.
Saat ini pengerjaan landasan ini belum masuk dalam lelang. Sebelum masuk tahap itu, Dishub meminta penambahan anggaran dituangkan dalam hitam di atas putih terlebih dahulu.
“Target kami awal 2020 rute sudah dibuka. Pengerjaan landasan ini diperkirakan dapat selesai selama tiga bulan,” terangnya.
Landasan dermaga baru nantinya berbentuk plengsengan. Lokasinya tepat di belakang Pelabuhan Lhoktuan. Atau bekas dari run door kapal Bontang Express.
Landasan baru ini nantinya dapat memfasilitasi kapal jenis roll-on/roll-off atau disingkat Ro-Ro. Terkhusus bagi penumpang yang membawa kendaraan saat belayar. “Jadi nanti landasan baru itu sebagai akses keluar-masuk kendaraan,” pungkasnya. (ak/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post