Pemuka Agama Diminta Bantu Jaga Kondusifitas Bontang
BONTANG – Pemkot Bontang mengajak seluruh umat beragama untuk tetap hidup rukun. Tak hanya itu, para pemuka agama pun diminta untuk dapat menjaga keamanan Bontang. Sehingga diharapkan segala potensi konflik bisa diredam demi terwujudnya Bontang sebagai kota yang aman dan nyaman.
Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Bontang, Basri Rase dalam acara Dialog Keagamaan dengan tema Merajut Kerukunan Umat Beragama Demi Keamanan dan Keutuhan NKRI.
Dalam sambutannya, Basri mengatakan bahwa kebebasan beragama merupakan hak hidup semua warga Indonesia. Apalagi kebebasan beragama masuk dalam hak asasi manusia yang hakiki, dan tidak dapat dikurangi dalam kondisi apapun. Seperti yang tertuang dalam Pasal 29 UUD 1945 menyatakan, bahwa negara menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk agamanya dan beribadah menurut agama dan kepercayaan itu.
“Maka sebagai masyarakat yang hidup dalam satu kesatuan NKRI, pantaslah untuk menghormati kebebasan setiap penduduk untuk menganut dan menjalankan agamanya masing-masing,” jelas Basri di Pendopo Rujab, Rabu (25/10) kemarin.
Dalam hal ini pula, lanjut Basri, pemerintah wajib melindungi setiap upaya penduduk dalam melaksanakan ajaran agama dan ibadahnya. Perlindungan itu dapat diberikan sepanjang tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku. Kerukunan antar umat beragama merupakan aset juga potensi konflik di masa yang akan datang.
“Nah, Bontang ini bisa dianggap sebagai miniatur Indonesia, karena terdapat kemajemukan, baik dari agama dan latar belakang budayanya,” ujar dia.
Namun demikian, Basri menyebut bahwa hal yang paling penting ialah agar semua penduduk semakin rukun, saling menghormati dan menghargai satu sama lain tanpa memandang latar belakang agama. ‘‘Sehingga diharapkan
peserta sosialisasi dapat memberikan input dari solusi yang mungkin akan timbul,” pintanya.
Selain itu, karena Bontang sudah terbilang kondusif, sehingga Basri mengajak semua lapisan masyarakat agar tidak mudah terpancing oleh oknum-oknum yang bertanggungjawab. “Jika ada isu sara di masyarakat, maka sebagai pemuka agama maupun tokoh agama sudah selayaknya utuk meredam masyarakat guna terwujudnya kota Bontang yang aman dan nyaman,
paparnya.
Tak hanya itu, Basri menyebut bahwa agenda dialog agama juga merupakan ajang silaturahmi bagi semua yang hadir. “Saya ucapkan terima kasih dan mari menjaga kondusifitas Bontang agar tetap menjadi Kota Taman,” pungkasnya.
Dalam acara tersebut hadir Kepala Kantor Kemenag Provinsi Kaltim H Saifi mengatakan tidak ada lagi perbedaan suku dan agama. Tetapi yang harus diketahui perbedaan tersebut merupakan kekayaan Indonesia. Perbedaan pandangan membuat permusuhan. “Namun dalam agama harus saling dukung mendukung, mudah-mudahan dengan seperti ini, para tokoh agama dan pemerintah bisa saling bersinergi,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Kasdim Kodim 0908/BTG Mayor Inf Musanif mengatakan bahwa TNI diperintahkan untuk memberikan masukan bahwa semua fungsi di TNI adalah jelas ‘NKRI Harga Mati’. Tugas mereka adalah membantu pemerintah. Sehingga dari rakyat untuk rakyat.
“Bagi para tokoh agama dan tokoh masyarakat adalah panutan bagi masyarakat. Oleh sebab itu, marilah rayakan dan ungkap keberagaman dengan menjadi suri tauladan yang baik,” pintanya.
Acara yang digelar oleh Kesbangpol ini dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, FKUB para ulama atau pemuka agama.(mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: