Gagas Program 3 Pang Laut, Ajak Berantas Kekerasan pada Anak
BONTANG – Dukung program Kota Layak Anak, Pemkot Bontang menggelar rapat koordinasi dan sosialisasi program 3 Pang Laut, Selasa (19/9). Kegiatan yang digagas oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat (Dissos-P3M) tersebut digelar di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang. Rapat dipimpin oleh Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Artahnan.
Ia membuka sekaligus mengapresiasi rancangan program garapan Dissos-P3M dalam rangka pembentukan satu rancangan program proyek perubahan RTP sebagai salah satu harapan.
Berkaitan dengan RTP ini, maka ada satu gagasan dan upaya untuk menciptakan sesuatu secara normatif. Tentunya, ini akan berbanding lurus dalam rancangan proyek perubahan. Oleh karena itu, besar harapan sosialisasi pembentukan 3 Pang Laut segera kongkrit, administratif serta aplikasi dapat terwujud.
“Jangan sampai secara praktisi tidak bisa dilaksanakan. Kongkritnya adalah pembentukan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Oleh karena itu, PATBM secara hierarki dari tingkat kota, kecamatan dan kelurahan.
Ia mengaku sangat prihatin ketika melihat sekelompok anak yang mendapat bentuk kekerasan dalam wujud menjadi anak jalanan bertugas meminta-minta dengan berbagai cara.
Kekhawatiran itu bukan hanya berdasar pada unsur laporan teknis, namun fenomena semacam itu memang masih ada dan terus terjadi kekerasan maupun pelanggaran hak terhadap anak.
Ia berharap program ini dapat terwujud guna tercapainya program Kota Layak Anak. “Semoga progam ini secara praktisi bisa diwujudkan. Diikuti kemudahan dalam prosedur pelaksanaan, komunikasi, pengendalian diikuti pengawasan yang memadai,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dissos-P3M Abdu Safa Muha menjelaskan bahwa rancangan program 3 Pang Laut ini bertujuan utuk memberikan perlindungan terpadu berbasis masyarakat, utamanya kepada anak. Melakukan pencegahan dan penanganan perlakuan anak yang mengalami trauma dan tindak kekerasan melalui perlindungan terpadu berbasis masyarakat tingkat kelurahan di Kota Bontang.
“Dalam program ini, ada dua komponen yang kerap mengalami kekerasan fisik maupun psikologis yakni perempuan dan anak. Kali ini, fokus kita hanya pada anak,” kata dia.
Ia menerangkan, komponen anak menjadi fokus program tersebut karena dari data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan terjadinya peningkatan kasus kekerasan pada anak secara signifikan. “Fakta kasus kekerasan pada anak-anak di Kota Bontang mengalami peningkatan. Data dari BPS menyebutkan, pada 2014 lalu tercatat 32 kasus kekerasan anak. Sementara di 2016, meningkat menjadi 64 kasus. Itu yang terlapor, tentu masih banyak yang diluar jangkauan,” urainya.
Ia berharap, melalui kegiatan ini seluruh elemen tingkat kota, kecamatan dan kelurahan dapat membantu mengurangi kasus kekerasan anak di lingkungannya hingga terwujudnya Kota Layak Anak.
“Mudah-mudahan melalui gerakan yang kita bentuk ini menjadi langkah awal pemberantasan kekerasan kepada anak di lingkungan kita. Mulai dari lingkungan terkecil (keluarga), kita singkirkan kekerasan pada anak-anak,” tutupnya. (ra)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: