SAMARINDA – Bulan Ramadan apalagi menjelang Idulfitri, sering dimanfaatkan oknum pedagang untuk menaikkan harga daging ayam. Untuk mengantisipasi dan menekan harga daging ayam tersebut, Pemkot Samarinda telah mengambil alternatif dengan bekerja sama Perusahaan Daerah (Perusda) Pergudangan dan Aneka Usaha (PDPAU) dan Persatuan Insan Perunggasan Indonesia (Pinsar).
Asisten II Sekretariat Kota (Setkot) Samarinda, Endang Liansyah menuturkan, saat ini pihaknya telah menyiapkan alternatif untuk menekan harga daging ayam di sejumlah pasar di Kota Tepian.
“Kami menghendaki agar PDPAU bergerak aktif seperti melakukan operasi pasar. Nantinya PDPAU akan bekerja sama dengan Pinsar,” kata Endang, ditemui usai rapat Pembahasan Kerja Sama Sosialisasi Harga Daging Ayam di Balai Kota Samarinda, Selasa (5/6) kemarin.
Kata dia, dari hasil pantauan yang dilakukan jajarannya dalam sepekan terakhir di beberapa pasar di Samarinda, harga jual daging ayam masih terbilang stabil. Saat ini harga daging ayam berada di kisaran Rp 45 ribu hingga Rp 65 ribu. “Sedangkan di Pinsar hanya sekira Rp 23 ribu hingga Rp 25 ribu,” sebutnya.
Ia menjelaskan, penentuan harga jual daging ayam diawali dari plasma. Kemudian ke inti. Setelah itu barulah harga pertama yang akan dikelola oleh Pinsar. Dari situ, Pinsar akan melepas harga ke pengumpul.
Dari pengumpul baru akan dilepas ke pasar atau pengecer, kemudian ke penjual. Bahkan ada yang dari pengecer ke sub pengecer. “Harga daging ayam di sinilah yang tidak bisa dikendalikan. Pinsar tidak bisa ikut campur dan membuat harga daging ayam menjadi bebas,” ujarnya.
Atas dasar pertimbangan itu, kata Endang, pemerintah perlu mengambil langkah atau kebijakan alternatif untuk menekan lonjakan harga daging ayam. Baik dampak dari tingginya permintaan dari pembeli, ataupun mencegah menipisnya pasokan daging ayam.
“Second opinion-nya, PDPAU mengambil daging ayam dari Pinsar kemudian langsung jual. Dengan begitu, bisa menekan harga jual saat pendistribusian hingga ke tangan para pedagang,” ujarnya.
Kata dia, PDPAU ini nantinya akan bekerja secara permanen. Selain menjual daging ayam segar, mereka juga akan menjual daging ayam beku yang akan disimpam di cold storage. Sehingga diharapkan alternatif ini bisa menekan harga daging ayam di pasaran.
Karena PDPAU langsung turun ke pasar, tidak melalui beberapa tahapan lagi. “Ayam beku ini malah lebih sehat, karena dibekukan hingga minus 18 celcius. Sehingga bakteri-bakteri yang ada di ayam bisa mati,” tutupnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: