SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dalam waktu dekat berencana menertibkan puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang berdagang di Jalan Pandai, kawasan Pasar Pagi. Pasalnya, menjamurnya PKL di daerah itu berdampak pada sering terjadinya kemacetan di kawasan tersebut.
Asisten II Sekretariat Kota (Setkot) Samarinda, Endang Liansyah menuturkan, semula Jalan Pandai di kawasan Pasar Segiri merupakan jalan alternatif. Namun sekarang, jalan yang memiliki lebar sekitar empat meter itu sudah banyak digunakan PKL untuk berjualan.
Banyak di antara PKL yang berjualan di daerah itu sudah menggunakan bahu jalan. Akibatnya luas jalan menjadi semakin sempit. Sehingga berdampak pada terjadinya kemacetan.
“Kami berencana menormalkan kawasan tersebut. Agar jalannya lebih lebar,” kata dia, saat disambangi awak media di ruang kerjanya di Balai Kota Samarinda, Jalan Kusuma Bangsa, Senin (20/7) kemarin.
Endang menjelaskan, selain karena menjamurnya PKL, kemacetan yang terjadi di Jalan Pandai, juga dikarenakan para pemilik toko di daerah itu juga ikut menggunakan bahu jalan untuk mengelar barang jualan yang mereka miliki.
“Itulah yang ingin kami tertibkan secara perlahan. Mengingat, kawasan tersebut menjadi salah satu jalan alternatif namun sering macet,” ujar Endang.
Ia menyebut, di kawasan tersebut ada sekira 200 pedagang. Oleh karena itu hingga saat ini pihaknya belum dapat berbuat banyak karena belum menemukan solusi mengenai hal tersebut. Sedangkan jika ingin menertibkan pasar, harus disertai dengan jalan keluarnya.
“Untuk saat ini saya sudah libatkan dinas terkait, termasuk pihak UPT Pasar Pagi untuk menginventarisasi para pedagang di situ,” tutur Endang.
Sembari mencari solusi, Endang meminta agar para PKL di kawasan itu tidak berjualan hingga ke badan jalan. Begitupun dengan para pemilik lahan dan toko yang berdiri di sepanjang kawasan tersebut.
Selain itu, ia mengimbau agar para PKL dapat berpindah tempat berjualan ke lantai tiga Pasar Pagi. Dengan demikian, kemacetan yang kerap terjadi di Jalan Pandai dapat segera diurai dan dapat dilalui oleh para pengendara.
“Namun, hal ini harus saya laporkan ke Pak Sekretaris Kota (Sekkot) dulu. Masalah ini lumayan kompleks, karena melibatkan banyak orang dan merupakan urusan perut. Namun, tetap saja. Harus ditertibkan” tandasnya. (*/dev)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: