Pemprov Kaltim Tagih Kontribusi Perusahaan Tambang, Ajak Kembangkan Kawasan Pangan di Lubang Bekas Galian

Ilustrasi

bontangpost.id – Lahan bekas tambang di Kalimantan Timur (Kaltim) bakal diarahkan untuk dikelola menjadi kawasan pangan.

Hal tersebut menjadi bagian dari kontribusi perusahaan tambang untuk menjaga ketahanan pangan di Kaltim.

Dengan harapan, minimal lahan bekas tambang tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan untuk Kaltim sendiri.

Yang selama ini masih mengandalkan pasokan pangan dari Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi.

Pesan itu disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik usai menghadiri Rapat Koordinasi dan Sinergitas yang dilaksanakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim dengan tema “Dalam Upaya Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat yang Berkelanjutan” di Hotel Novotel, Balikpapan, Kamis (29/8).

Dia pun mempersilahkan perusahaan tambang yang beroperasi di Kaltim untuk bebas memilih dan membangun lokasi pada lahan bekas tambang untuk mengembangkan kebutuhan pangan di wilayah Kaltim.

“Silakan perusahaan-perusahaan membangun lokasinya sendiri. Tapi tolong diarahkan kepada persoalan-persoalan komoditas yang kita butuhkan,” katanya kepada Kaltim Post, Kamis (29/8).

Akmal Malik melanjutkan komoditas yang dibutuhkan adalah hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang selama ini menjadi penyumbang inflasi di Kaltim.

Salahnya satunya adalah kangkung yang sempat menjadi penyumbang inflasi pada awal tahun ini. Jika hal tersebut bisa dipenuhi oleh perusahaan tambang di Kaltim, maka kemandirian pangan akan mulai terbentuk. Dan akan berimbas pada persoalan inflasi yang dapat ditangani dengan baik.

“Kalau lahan kritis bekas tambang itu, ditanami kangkung semua, maka akan membludak. Dan enggak bakal inflasi lagi karena kangkung. Dan kami berharap ketahanan pangan di Kaltim bisa dimulai dari perusahaan-perusahaan ini,” harap pria berkacamata ini.

Direktur Jenderal (Dirjen) Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ini juga menegaskan bahwa kontribusi perusahaan tambang ini,  bukan terkait dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR).

Di mana Akmal Malik menekan bahwa kontribusi ini, berkaitan dengan kesediaan perusahaan tambang untuk menyiapkan lahan bekas tambangnya beserta bibit tanaman hortikultura, untuk digunakan sebagai kawasan pengembangan pangan.

“Karena ini bukan persoalan dana (CSR). Tapi kontribusi dari perusahaan. Saya enggak mau cerita soal dana. Saya ingin ada orkestrasi dan sinergi dalam menanam lahan-lahan kritis itu saja. Persoalan mengucurkan dana itu persoalan masing-masing. Saya enggak mau ikut campur nanti jadi persoalan masalah keuangan ini,” tegas dia.

Akmal Malik juga berjanji akan menyiapkan tenaga untuk membantu mengelola dan mengembangkan lahan bekas tambang. Yang akan dijadikan sebagai kawasan pangan tersebut. “Silakan anda beli bibit sendiri, kalau kurang tenaga, akan kami drop anak-anak sekolah. Anak-anak SMK. Tapi tolong carikan lahannya. Karena mereka yang punya lahan. Tetapi kami akan bergerak bersama-sama membantu menanami lahan tersebut. Kalau soal uang (CSR), saya enggak mau ikut campur,” terang dia.

Program tersebut, lanjut Akmal Malik sudah berjalan di Bontang. Di mana, kata dia, Pemkot Bontang sudah mengarahkan anak sekolah, Untuk dilibatkan dalam melakukan penanaman terhadap lahan kritis di Kota Taman itu. “Kita akan coba praktik baik yang sudah dilakukan di Bontang ini. Untuk kita laksanakan di daerah-daerah lain di Kaltim,” jelasnya.

Oleh karena itu, Akmal Malik pun berharap perusahaan tambang ini bisa membantu persoalan-persoalan di Kaltim. Terutama dalam membantu pemerintah daerah menyelesaikan persoalan-persoalan, seperti inflasi, lahan kritis, dan ketahan pangan. “Bukan hanya membantu kepentingan mereka saja.  Seperti CSR itu yang diarahkan untuk kepentingan mereka saja.Pertanyaan saya kepentingan pemerintah daerah dibantu, enggak? Kita berharap persoalan daerah persoalan inflasi, lahan kritis, yang riil dihadapi pemerintah daerah bisa dibantu juga,” pungkasnya. (kip)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version