ForDAS Usulkan Agar Dibenahi dan Ditata Ulang
SANGATTA – Tingkat pencemaran di Sungai Sangatta saat ini tergolong cukup tinggi. Bukan hanya dari aktivitas kegiatan usaha, namun juga akibat limbah sampah rumah tangga. Itu sebabnya, Forum Daerah Aliran Sungai (ForDAS) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) merekomendasikan penanganan pencemaran Sungai Sangatta sebagai prioritas utama dari 282 sungai di kabupaten tersebut.
Ketua ForDAS Kutim, Profesor (Prof) Juremi Sugeri mengatakan, perlu adanya pembenahan dan pemetaan terhadap Daerah Aliran Sungai (DAS) Sangatta, untuk meminimalisir tingkat pencemaran. Karena, selain faktor aktivitas kegiatan pertambangan dan perkebunan di hulu sungai, padatnya pemukiman warga di sepanjang aliran sungai juga ikut berkontribusi terhadap pencemaran.
“Selain Sungai Sangatta, dari hasil indentifikasi karakteristrik terhadap DAS yang dilakukan, tiga sungai lainnya patut menjadi perhatian serius. Seperti, Sungai Bengalon yang menjadi prioritas kedua, kemudian Sungai Karangan yang menjadi prioritas ketiga, dan Sungai Manubar yang menjadi prioritas keempat,” tambah Juremi.
Dia menerangkan, melihat kondisi Sungai Sangatta yang cukup tercemar, kedepan tidak menutup kemungkinan perlu dilakukannya pembangunan jalur hijau di sepanjang DAS Sangatta. Seperti program yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda di sepanjang DAS Karang Mumus. Tentu, dengan membuat jalur hijau, maka akan ada relokasi terhadap masyarakat yang saat ini sudah mendiami sepanjang bantaran aliran Sungai Sangatta.
“Tapi, itu masih dalam kajian kami. Setelah matang, baru kami usulkan ke pemerintah,” ucapnya.
Prof Juremi mengatakan, selama ini pemerintah maupum masyarakat hanya mengetahui bahwa laik atau tidaknya air Sungai Sangatta menjadi bahan baku air minum, dari hasil pengolahan di PDAM Kutim. Namun jika dilihat secara kasat mata, maka Sungai Sangatta sebenarnya terlihat tidak laik menjadi bahan baku air minum masyarakat. Karena, masih banyak kebiasaan warga yang membuang sampah ke sungai.
“Nah, tentu dengan pembenahan dan kesadaran warga menjaga kebersihan Sungai Sangatta, maka kualitas baku mutu air sebagai bahan baku air minum juga meningkat. Apalagi Sungai Sangatta merupakan satu-satunya sumber bahan baku air minum bagi warga. Jadi harus dijaga dan dipelihara,” tutup Juremi. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: