SAMARINDA – Perenang junior Kaltim Rahmalia Azahra kembali memetik prestasi membanggakan. Tiga medali emas berhasil dibawa pulang ke Benua Etam dari ajang bergengsi Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan se-Indonesia (KRAPSI) XXXVIII 2016 di Surabaya, 19-23 Desember. Tak hanya itu, perenang masa depan Kaltim itu juga berhasil memecahkan rekor di kejuaraan yang diikuti oleh 173 klub renang di Tanah Air ini.
Prestasi tersebut tentunya kabar yang sangat menggembirakan bagi provinsi ini yang memang tengah haus akan prestasi renang. Ya, seperti diketahui selama ini cabang olahraga renang Benua Etam seolah tertidur pulas dalam perburuan gelar level nasional. Perlahan tapi pasti, kini Pengurus Provinsi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (Pengprov PRSI) Kaltim mulai berbenah.
Teranyar, medali perak berhasil dipulangkan dari ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat, September lalu. Sayangnya, medali perak tersebut hanya lahir dari kategori renang perairan terbuka. Sementara renang lintasan, Kaltim kembali terpuruk. Hadirnya Rahmalia Azahra setidaknya bisa menghidupkan gairah Pengprov PRSI Kaltim di masa mendatang.
“Untuk Rahmalia sendiri, kami tangani sejak dari nol. Sekarang, setelah beberapa tahun pembinaan, prestasinya mulai terlihat. Semoga ke depan, pemerintah dan PRSI Kaltim bisa memberikan perhatian lebih kepada dia (Rahmalia),” ungkap Wakil Sekretaris PRSI Kaltim, Ahmad Rianto.
Sebagai perenang dengan usia belum genap 13 tahun, Rahmalia sudah dua kali memecahkan rekor KRAPSI. Sebelumnya di event serupa tahun lalu, penyuka nasi goreng itu juga memecahkan rekor gaya dada 100 meter kategori kelompok umur (KU) III.
Kini giliran gaya dada 200 meter yang berhasil dipecahkan di Surabaya oleh Rahmalia. Catatan waktu sebelumnya 2:51:18, rekor yang dibuat 2:50:67. Sementara tiga medali emas berhasil diperoleh dari nomor 50, 100, dan 200 meter gaya dada.
“Prestasi yang cukup membanggakan jika melihat usianya yang belum genap 13 tahun. Sejauh ini banyak daerah yang menawarkan diri untuk merekrutnya, tapi semaksimal mungkin kami dari PRSI Kaltim akan membentengi kemungkinan tersebut,” tegas Rianto.
Jika menilik prestasi tersebut, sudah seharusnya PRSI Kaltim dan pemerintah bisa lebih peduli menjaga aset berharga di masa mendatang. Dengan usianya yang masih sangat belia, bukan tidak mungkin Rahmalia bisa membangkitkan prestasi renang Kaltim yang telah lama mati suri. Jika tidak di PON Papua, setidaknya PON setelahnya Rahmalia dipastikan naik podium tertinggi.
“Sejauh ini kami mencoba belajar dari cara pembinaan atlet Riau, Azzahra Permatahani. Meski masih muda, tapi sudah berprestasi di PON Jabar lalu. Terpenting, kami berharap ada campur tangan pemerintah dalam proses pembinaan,” kata Rianto yang juga Kasubag Humas Pemkab Kukar itu. (don/is/k18)
Sumber: Prokal.co
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: