bontangpost.id – Semangat percepatan dan perluasan transformasi digitalisasi daerah khususnya di pasar tradisional telah diimplementasikan sejak 2020. Di mana saat itu penerapan pertama se-Kaltim Kaltara untuk pembayaran retribusi sewa harian, sewa lapak dan retribusi parkir di Pasar Taman Telihan Bontang.
Menindaklanjuti implementasi tersebut dilakukan peluncuran program S.I.A.P (Sehat, Inovatif dan Aman Pakai) Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) oleh Bank Kaltimtara Cabang Bontang.
Kegiatan ini dilaksanakan di Pasar Taman Rawa Indah Lantai 4 pada Selasa (15/11/2022) yang dihadiri Wali Kota Bontang Basri Rase, Wawali Najirah, kepala OPD, Direktur Operasional dan Manajemen Resiko Muhammad Edwin, Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Aswin Gantina, serta Pemimpin Bankaltimtara Cabang Bontang Asharuddin .
Direktur Operasional Bank Kaltimtara Muhammad Edwin mengatakan, percepatan dan perluasan pembayaran digital mulai digalakan untuk menandai kesiapan transaksi digital di pasar dan juga pusat perbelanjaan di Kota Bontang. Tak hanya itu, diluncurkannya program SIAP QRIS menjadi salah satu inovasi dan sebagai alternatif pembayaran yang mudah, cepat dan aman khususnya di masa pandemi.
“Ini sebagai langkah awal. Kami juga berencana untuk menerapkan di pasar lainnya. Sebab pengguna akan lebih aman dan belanja lebih murah. Di sini kami hanya menjembatani program dari Bank Indonesia,” ucapnya, Selasa (15/11/2022).
Kata dia, Bontang menjadi daerah ke enam setelah Samarinda, Berau, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Kutai Kartanegara yang menerapkan SIAP QRIS. Ia menyebutkan, sebanyak 132 pelaku usaha di Pasar Tamrin yang telah menerapkan program ini.
“Kami berharap perluasan digitalisasi di bidang ekonomi bisa terus berkembang. Dengan begitu kami bisa terus bersinergi dengan Pemkot Bontang,” sambungnya.
Sementara itu, Wali Kota Bontang Basri Rase sangat mengapresiasi program tersebut. Dengan kebiasaan pembayaran nontunai tersebut menjadi awal pemulihan ekonomi masyarakat pasca pandemi Covid-19.
“Pasar tradisional dan pusat perbelanjaan memiliki pusat potensi yang cukup tinggi dalam percepatan pertumbuhan ekonomi keuangan dan digital daerah. Apalagi program ini selaras dengan visi misi saya,” sebutnya.
Oleh sebab itu, Basri mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menyesuaikan diri, dan beradaptasi dengan pembayaran nontunai. Dengan beralih menggunakan SIAP QRIS di seluruh tempat transaksi ekonomi di masyarakat.
“Pembayaran tunai masih bisa. Tapi, seiring berjalannya waktu saya berharap masyarakat bisa beradaptasi dengan kemudahan teknologi saat ini,” tuturnya.
Pun, ia mengajak warga Bontang untuk turut mengampanyekan dan membiasakan diri menggunakan program transaksi non-tunai. Tidak hanya dalam aktivitas perbelanjaan namun juga pada sistem lain seperti pembiayaan parkir, dan pembayaran tagihan lain-lain.
“Tidak hanya saat belanja saja. Bahkan saat ini pengunjung Bontang Kuala yang menggunakan jasa becak motor sudah bisa melalui SIAP QRIS. Itu artinya program ini juga memiliki dampak baik bagi sektor pariwisata kita,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post