JAKARTA – PT Pertamina siap mengevaluasi harga avtur yang diduga sebagai biang kerok tingginya harga tiket. Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid mengatakan, keuangan perseroan tidak akan terganggu meski ada penurunan harga avtur. ’’Pertamina integrated oil and gas company,” kata Mas’ud di Kementerian BUMN kemarin (12/2). Menurut dia, keuntungan Pertamina masih bisa didapatkan dari sektor hulu seperti lifting minyak mentah. Apalagi, perseroan juga melakukan efisiensi operasional untuk menekan biaya.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, pihaknya tengah membicarakan masalah tersebut dengan pihak terkait, termasuk Pertamina. Kemarin pagi (12/2) Rini memanggil Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati ke kantornya. ’’Sedang dibicarakan,” imbuhnya.
Deputi Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menjelaskan, harga avtur menurun sejak November silam. ’’Jadi, harga avtur sangat kompetitif,” ujarnya. Dia menegaskan, harga avtur di Indonesia masuk dalam peringkat ketiga paling kompetitif di Asia Tenggara.
Di sisi lain, pemerintah bersedia mengkaji ulang kebijakan perpajakan avtur. Hal itu menyusul keluhan pelaku usaha maskapai bahwa harga avtur yang dijual Pertamina lebih mahal 10–16 persen ketimbang yang dibeli maskapai ketika mengisi bahan bakar di luar negeri. Di Indonesia, avtur hanya dijual Pertamina sehingga tak ada perusahaan pesaing lain dalam bisnis itu.
Penjualan avtur di Indonesia dikenai pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen plus pajak penghasilan (PPh) 0,3 persen untuk penerbangan domestik. Pajak tersebut diberlakukan sejak 2003 sampai sekarang. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pengenaan pajak untuk penjualan avtur pada dasarnya harus mementingkan faktor persaingan usaha. Dengan begitu, bisnis penjualan avtur dan harga jualnya harus dibandingkan dengan negara-negara lain.
’’Kami selalu bandingkan dengan Singapura, Kuala Lumpur. Kalau treatment PPN itu sama, ya akan diberlakukan sama,” ucapnya. Review tersebut dilakukan agar harga jual avtur di Indonesia tidak memberatkan maskapai dan harga tiket pesawat tidak terlalu mahal. Namun, pengenaan pajak tidak bisa dijadikan satu-satunya alasan harga avtur yang mahal. Sebab, masih banyak faktor dan komponen lain dari Pertamina yang juga membentuk harga jual avtur itu sendiri.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai, dalam penjualan BBM di tanah air sudah tidak ada monopoli lagi. Sebab, untuk SPBU sudah ada brand lain selain milik Pertamina. Misalnya, SPBU Shell dan AKR. Tapi, khusus avtur, dia mengakui masih dijual Pertamina. Sebab, jika ingin berjualan avtur, SPBU harus punya fasilitas tangki atau sejenisnya di bandara. ’’Harus investasi di bandara,’’ katanya di kantor wakil presiden kemarin (12/2).
JK mengakui bahwa harga avtur ikut memengaruhi harga tiket pesawat. Sebab, 35 persen biaya operasional penerbangan itu tersedot untuk avtur. Dengan begitu, ada yang mengaitkan semakin mahalnya harga tiket pesawat saat ini dengan harga avtur yang hanya dijual Pertamina. JK menjelaskan, masyarakat perlu mengetahui bahwa harga tiket pesawat di Indonesia sudah sangat murah jika dibandingkan dengan negara lainnya. ’’Apalagi jika ada promo,’’ katanya.
Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Ari Askhara mengatakan, harga avtur tidak secara langsung mengakibatkan harga tiket pesawat menjadi lebih mahal. Namun, hal lain juga memengaruhi. Misalnya, nilai tukar dolar AS yang terus naik juga mengakibatkan harga tiket pesawat lebih mahal. ”Beban biaya operasional penerbangan lainnya seperti leasing pesawat, maintenance, dan lain-lain memang menjadi lebih tinggi,” ucapnya. (vir/rin/lyn/wan/c7/oki/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post