Pabrik Tak Mampu Akomodir Hasil Panen
SANGATTA – Program penanaman singkong gajah yang digulirkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) telah sukses dilaksanakan petani di Kecamatan Rantau Pulung. Namun celakanya saat singkong dengan umbi cukup besar itu siap dipanen, para petani justru kebingungan untuk menjualnya. Sebab, belum ada pihak yang berniat membeli hasil pertanian dari komoditas tersebut.
Usman (36) warga SP (Satuan Pemukiman) 3 Kecamatan Rantau Pulung mengaku, kini banyak tanaman singkong gajah petani yang belum dipanen. Padahal kondisinya sudah siap panen.
“Mau dipanen juga mereka bingung mau pasarkan kemana. Pembelinya susah. Harganya pun murah,” kata Usman.
Dia menerangkan, memang saat pencanangan program penanaman singkong gajah dilaksanakan, pemerintah langsung membangunkan pabrik pengolahannya. Namun, belakangan keberadaan pabrik tersebut juga tidak mampu mengakomodir hasil panen milik petani. Penyebabnya, pabrik tersebut juga memiliki banyak singkong gajah yang harus diolah dari tanamannya sendiri.
“Nah, sementara proses pengeringan singkong gajah sebelum diolah menjadi tepung singkong juga secara manual. Karena hanya bergantung pada matahari. Masalahnya cuaca sekarang sering hujan. Jadi, prosesnya sering terhambat. Makanya, mereka tidak dapat membeli singkong dari petani,” paparnya.
Lantas, kata dia, jika tak segera dicarikan solusi belasan hektar tanaman singkong gajah milik petani terancam rusak. Sebab, tanaman sebagian besar telah melebihi waktu panen. Kondisi ini diperparah dengan cuaca Rantau Pulung yang sebulan terakhir selalu diguyur hujan.
“Serba salah juga petani. Mau dijual ke pasar kurang laku. Karena rasanya beda seperti singkongbyang biasa. Kalau pun terjual, harganya murah. Jadi harus segera ada solusi untuk menampung hasil panen singkong gajah para petani ini,” kata Usman.
Sementara, Sulaiman (38) salah seorang petani singkong gajah hanya bisa pasrah menunggu bantuan dari pemerintah untuk memasarkan hasil panen singkong gajah miliknya. Sebab, dirinya mengaku sudah pernah coba memanen hasil budidayanya untuk dijual ke pasaran, namun justru rusak karena tidak laku terjual.
“Kami harap pemerintah cepat bertindak. Karena sumber mata pencaharian kami hanya dari kegiatan bertani. Kalau tidak ada yang bisa dijual, kami mau makan apa,” sebutnya.
Terpisah Bupati Kutim Ismunandar mengaku pemerintah sudah mencarikan solusi untuk mengatasi persoalan yang dihadapi petani. Dalam waktu dekat ada investor yang berniat membeli hasil panen singkong gajah yang ditanam petani tersebut.
“Sudah ada. Rencananya akan kami kerjasamakan dengan Perusda (Perusahaan Daerah). Yang penting saya sudah berusaha (mencarikan pembeli, Red.) termasuk persoalan pabrik yang juga punya belasan ton hasil olahan dari singkong gajah yang belum dapat dijual,” ujar Ismu, Senin (15/5) kemarin. (aj)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: