bontangpost.id – Terungkapnya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan pimpinan pondok pesantren berawal dari korban yang sakit. Korban pun mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Ketika itu, kakak korban mengecek handphone adiknya. Dari situ ketahuan bahwa ada chat pimpinan pondok pesantren tersebut kepada korban.
“Karena saya sudah curiga adik saya pernah menelepon sambil nangis. Tapi dia belum mau cerita,” terangnya.
Setelah dibujuk, akhirnya adiknya cerita kejadiaan miris tersebut. Hingga berujung laporan kepada polisi.
“Kecurigaan saya bertambah karena dia (pimpinan ponpes) sempat memaksa agar adik saya dikeluarkan dari rumah sakit,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang anak di bawah umur mengalami pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh oknum pimpinan pondok pesantren di Bontang.
Berdasarkan keterangan dari kakak kandung korban, terduga pelaku melakukan hal tersebut pertama kali kepada adiknya pada 2022 lalu.
Adapun perbuatan keji tersebut diduga dilakukan berulang kali. Seperti pijat, dan diminta memegang alat kelamin terduga pelaku.
“Setiap melakukan kesalahan saat setor hapalan Al-Qur’an, dia (korban) dihukum dengan cara tidak senonoh,” kata wanita berusia 24 tahun tersebut.
“Bahkan sampai merasa benci dengan Al-Quran,” ungkapnya.
Ia juga menuturkan telah membuat laporan ke kantor polisi. “Saya sudah buat laporannya. Semoga segera diproses,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: