Upaya Membangkitkan Kembali Sepak Bola Bontang
20 Desember 2013 lalu merupakan awal kehancuran sepak bola Kota Taman. Pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menghukum Bontang Football Club (FC) akibat kasus pengaturan skor alias match fixing. Hukuman tidak hanya berlaku untuk klub, namun juga pelatih, pemain, dan pengurus.
Guntur Marchista Sunan
Mengingat kejadian itu ibarat mengorek luka lama. Bontang FC–dulunya bernama PKT Bontang–menjadi salah satu raksasa sepak bola Indonesia. Bermarkas di Stadion Mulawarman, kala itu Fakhri Husaini dan kawan-kawan begitu disegani dan ditakuti lawan.
Itu dulu. Euforia kejayaan itu sudah berlalu. Pasca-hukuman, Bontang FC berusaha membangun kembali puing-puing kejayaan. Mengumpulkan sisa-sisa kehormatan. Dengan mentas di Divisi I, dan terakhir Liga Nusantara–karena ada penyatuan kompetisi Divisi, II, dan III.
Tiga tahun lamanya, nama Bontang di kancah sepak bola nasional mulai hilang. Euforia kompetisi tanah air seakan sirna. Ditambah lagi dengan ribut-ribut antara PSSI dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang berakibat pada turunnya sanksi FIFA untuk Indonesia. Makin runyam.
Namun, di tangan Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi, harapan besar untuk memajukan sepak bola kembali menyeruak. Virus reformasi sepak bola nasional sampai juga di Bontang. Dimotori ketua Garuda Nusantara Football Academy (GNFA) Andi Faisal Sofyan Hasdam, pembina GNFA Joni Muslim, serta dukungan penuh stake holders lapangan hijau dan pemerintah, misi untuk mengembalikan kedigdayaan Bontang mengemuka.
Keinginan menjadikan Bontang sebagai raksasa sepak bola Indonesia menjadi penyemangat. Menariknya, paradigma pengelolaan tim dilakukan secara terbalik. Bontang memilih memproduksi pemain sendiri, dengan opsi pembelian klub divisi utama.
“Kami akan rekrut pemain-pemain muda dari seluruh Indonesia. 30 persen dari Bontang, 20 persen dari Kaltim, dan 50 persen dari seluruh Indonesia. Mereka akan kami jadikan pesepak bola profesional. Mereka akan kami jual ke berbagai klub di Indonesia. Untuk wadahnya, kami akan beli klub baru divisi utama,” kata Andi Faiz, sapaan Andi Faisal Sofyan Hasdam, dalam sebuah diskusi di Planet Football Café & Resto, Senin (23/1) malam bersama pengelola sekolah sepak bola (SSB), Forum Sekolah Sepak Bola Indonesia (Fossbi), dan pemerhati sepak bola.
Tak main-main. Nama pelatih timnas, Indra Sjafri juga terlibat dalam megaproyek ini. Bahkan, kabarnya Fakhri Husaini juga terlibat. “Ini menjadi bukti bahwa GNFA hadir untuk memberikan harapan dan semangat baru bagi persepakbolaan Bontang dan Indonesia,” kata Andi Faiz.
GNFA, kata dia, akan menggandeng seluruh stake holders di Bontang. Baik itu pemerintah, perusahaan, dan pelaku sepak bola. “Pelatihnya dikomandoi langsung Indra Sjafri,” katanya.
Menurut Andi Faiz, membentuk pesepak bola tidak hanya soal mengolah si kulit bundar. Semua aspek juga diperhatikan, seperti pendidikan, gizi, dan lainnya.
“GNFA memberikan pembinaan dan pelatihan untuk pesepak bola untuk dibina menjadi pemain dan tim terbaik, yang dibagi dalam tiga jenjang usia. Yakni grassroots (6-12), youth formatove phase (13-15), dan youth final phase (16-19),” jelasnya.
Sementara, kata dia, kurikulum dasarnya meliputi pendidikan sekolah formal sederajat, karakter kebangsaan, pengetahuan akhlak, dan budaya, skill dan teknik sepak bola berbasis sport-science (pengetahuan sains olahraga), hingga kecerdasan holistik.
“Program lain GNFA adalah konsultasi manajemen sekolah sepak bola, scouting (pencairan bakat), elite camp (pemusatan), serta coaching clinic,” tambahnya.
Makanya, kata dia, keunggulan GNFA meliputi platform komunikasi interaktif, database pemain yang komprehensif sebagai evaluasi pemain, serta sports science sport alias dukungan sarana olahraga yang representatif.
Sementara, Joni Muslim menambahkan, visi GNFA adalah membangun identitas sepak bola nusantara kelas dunia. “Misi kami adalah mewujudkan sepak bola yang berakhlak mulia, beretika, berbudaya, dan beradab. Mewujudkan pemain yang cerdas secara holistik, profesional, dan berdaya saing. Membangun masyarakat dan pemain sepak bola yang cerdas, sportif, dan berkualitas. Terakhir memberikan multiplier effect kepada masyarakat,” ujar pria yang juga pengusaha itu.
Joni menyebut, para pemain yang lolos seleksi akan dibiayai seluruhnya oleh GNFA. Mulai dari sekolah, asupan gizi, dan kebutuhan lainnya. “Rencana, asrama kami di Hotel Oak Tree. Untuk fasilitas lapangan, Bontang punya stadion berskala nasional seperti Stadion Taman Prestasi, Stadion Mulawarman, hingga Stadion Bessai Berinta. Semuanya bisa digunakan,” bebernya.
Untuk seleksi, kata dia, untuk wilayah Bontang akan digelar di dalam kota. Sementara untuk wilayah Kaltim akan dipusatkan di Samarinda. “Sedangkan di luar Kaltim, dipusatkan di Yogyakarta atau Bali,” jelas Joni.
Dia berharap, SSB bisa mengirim pesepak bola terbaiknya. “Harapannya SSB bisa kirim. Sampai kita dapat bibit pemain, kemudian dijual. Jika tidak ada peningkatan, nantinya pemain tersebut akan dikembalikan ke SSB, kemudian diganti dengan yang baru,” ujarnya.
Sementara itu, Indra Sjafri dalam sebuah kesempatan mengungkapkan, GNFA akan terus melakukan pencarian bakat. Ini sudah menjadi komitmen pelatih yang sukses mempersembahkan Piala AFF U-19.
“Garuda Nusantara (GNFA) akan melakukan pencarian bakat pemain sepak bola hingga seluruh pelosok nusantara dan membina untuk menjadi yang terbaik,” kata Indra Sjafri yang juga CEO GNFA. (gun)
Tentang GNFA
Filosofi
Garuda adalah semangat dalam mengembalikan nilai luhur sepak bola Indonesia.
Nusantara adalah inspirasi dan kepulauan yang sangat luas yang memiliki potensi dan talenta sepak bola.
Visi
“Membangun identitas sepak bola nusantara kelas dunia”
Misi
- Mewujudkan sepak bola yang berakhlak mulia, beretika, berbudaya, dan beradab.
- Mewujudkan pemain yang cerdas secara holistik, profesional, dan berdaya saing.
- Membangun masyarakat dan pemain sepak bola yang cerdas, sportif, dan berkualitas.
- Memberikan multiplier effect kepada masyarakat.
Fasilitas Akademi
Lapangan sepak bola berkualitas dengan jogging track (syntetic track)
Ruang kelas
Kolam renang standar olympic
Fitness center
Asrama siswa
Aspek Dalam Kurikulum
- Pendidikan karakter, sosio-kultural lokal dan rohani.
- PEningkatan kemampuan kecerdasan holistik.
- Skill sepak bola berbasis kompetensi dan sport-science.
- Profesionalisme dalam olahraga.
- Pengetahuan umum sederajat.
Program Akademi
- Grassroots (6-12)
- Youth Formative Phase (13-15)
- Youth Final Phase (16-19)
Program lain Akademi
- Konsultan Manajemen Sekolah Sepak Bola.
- GNFA Scouting.
- GNFA Nusantara Elite Camp.
- Coaching Clinic bagi Pelatih.