bontangpost.id – Kondisi Jalan Soekarno-Hatta masih memprihatinkan. Taburan lubang dengan skala ringan hingga berat tersebar di akses sepanjang 9,6 kilometer ini. Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Anwar Nurdin mengatakan proses lelang sudah selesai. Ditargetkan pengerjaan dimulai awal Februari.
“Minggu depan kami akan terbitkan surat perintah kerja. 14 hari setelah itu harus sudah mulai pengerjaan,” kata Anwar.
Rencananya pada esok hari, Dinas PUPRK dan perusahaan pemenang tender akan melakukan rekayasa lapangan. Tujuannya untuk menghitung volume beton dan pengaspalan. Durasi pengerjaan sesuai dengan kontrak maksimal lima bulan. Ia menargetkan pengerjaan ini dapat rampung tiga bulan. Sasaran perbaikan ialah titik terparah.
Selanjutnya disesuaikan dengan volume yang ada untuk menyasar kerusakan sedang dan ringan. Diketahui pemenang tender ialah CV Utama Persada Karya. Perusahaan ini berasal dari Berau. Dengan harga penawaran sebesar Rp 3,6 miliar.
“Dengan dana yang ada lubang kecil bisa dilakukan perbaikan,” ucapnya.
Bentuk pengerjaan berupa pemasangan beton. Sebelumnya titik itu akan dikeruk terlebih dahulu. Kemudian dipasang lapisan kerja setebal 10 sentimeter. Di atasnya akan dilapisi material setebal 30 sentimeter. Sementara pengaspalan volumenya sangat sedikit. Terutama di konstruksi yang keropos.
“Kalau tidak diaspal itu akan lebih parah,” tutur dia.
Sehubungan dengan pengerjaan, Dinas PUPRK sudah memberikan arahan kepada penyedia untuk memulai dari satu ruas terlebih dahulu. Nantinya ruas yang dikerjakan akan ditutup sementara. Alhasil kendaraan yang melintas mau tidak mau menggunakan satu ruas jalan. Berbagi antara jalur menuju ke Bontang Lestari dengan arah kota.
“Tentu akan bersurat ke Dishub untuk penutupan jalan. Penjagaan nantinya wewenang perusahaan pemenang,” tutur dia.
Pengecoran nantinya menggunakan beton fast track. Harapanya dalam waktu singkat sudah bisa dilalui kendaraan. Sehingga tidak perlu menunggu 21 hari. Kelebihan dari jenis fast track ialah cepat kering.
Terkait pengerjaan diharapkan berlangsung pagi hingga sore. Mengingat di lokasi tidak ada sarana lampu jalan. Tetapi jika perusahaan melaksanakan pengerjaan hingga malam hari maka perlu sarana penerangan tambahan.
“Bila tidak ada maka tidak kami izinkan,”urainya.
Diketahui kerusakan akses ini disebabkan oleh beban muatan kendaraan yang melintas terlalu besar. Awalnya akses ini mengacu RTRW merupakan kawasan permukiman dan perkantoran. Tetapi setelah direvisi menjadi kawasan industri.
Sebelumnya diberitakan, terdapat 55 titik kerusakan di penghubung Kelurahan Gunung Telihan dengan Bontang Lestari ini. Rinciannya, 30 titik di jalur sebelah kiri jika dari pusat kota ke Bontang Lestari. Sementara jalur di sebelah kanan ada 25 titik kerusakan. Bentuk kerusakan mencakup kondisi jalan berlubang, bergelombang, hingga ruas jalan terkelupas total. Namun sebagian sudah mendapatkan upaya perbaikan. Baik bersumber dari anggaran Dinas PUPRK maupun bantuan perusahaan. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: