Setelah penandatangan framework agreement pada Desember 2018 lalu, pembangunan proyek Grass Root Refinery (GRR) di Kilang Bontang kini tengah melakukan kajian kelayakan finansial/Bankable Feasibility Study.
“Sekarang sedang kajian kelayakan finansial, makan waktu 5-6 bulan sejak tanda tangan, setelahnya baru akan mengajukan desain rinci (Front End Engineering Design),” ujar Chairman OOG Khalfan Al Riyami saat dijumpai di Jakarta, Senin (15/4/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, untuk kajian finansial, pengerjaannya memang harus dilakukan satu per satu, tidak bisa paralel dengan yang lainnya, sebab ini adalah proyek besar sehingga sebelum konstruksi, seluruh detil kilang sudah harus pasti.
“Kalau sudah masuk ke FEED kan tidak bisa batal, tidak ada kata mundur. Kalau kajian finansial ini gagal, kami harus ulang lagi kajiannya supaya proyek ini bankable,” ujar Khalfan.
Kendati demikian, lanjut Khalfan, pihaknya percaya hasil kajiannya proyek ini bankable.
“Proyek ini harus jalan, karena kalau sudah jalan, kami bisa mendapat profit, karena mendapat pinjaman besar dari bank dan harus dikembalikan pinjamannya kan, memang butuh waktu tetapi menurut kami imbal hasilnya tidak akan sulit,” pungkas Khalfan.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) dan Overseas Oil & Gas (OOG) juga akan melakukan pembangunan proyek Grass Root Refinery (GRR) atau pembangunan kilang baru di Bontang.
Komitmen ini ditandai dalam framework agreement antara kedua perusahaan untuk membangun kilang berkapasitas 300.000 barel per hari dan Petrokimia di Bontang, Kalimantan Timur.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang menuturkan, kilang Bontang akan menjadi kilang terbesar pertama yang akan beroperasi, apalagi kilang ini akan terintegrasi dengan Petrokimia.
Nantinya, setelah kerja sama dengan OOG sebagai mitra JV mayoritas di GRR Bontang, Pertamina akan mendapatkan beberapa manfaat diantaranya mengoptimalkan belanja modal untuk melaksanakan ekspansi kilang lainnya dan program-program konstruksi misalnya di Balikpapan, Cilacap, Balongan, dan Tuban. Pertamina juga akan melakukan offtake bahan bakar yang diproduksi oleh GRR Bontang untuk kebutuhan dalam negeri, terutama bensin/gasoline, avtur, dan LPG. (cnbc)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post