BONTANG – Tidak hanya para calon jemaah haji (calhaj) saja yang mendapatkan bimbingan dalam melaksanakan ibadah haji, petugas pembimbing haji baik itu ketua regu (karu) dan ketua rombongan (karom) pun juga mendapatkan bimbingan teknis dari Kementerian Agama (Kemenag) Bontang belum lama ini. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pelayanan ibadah selama di Tanah Suci mendatang. Tercatat ada 3 orang yang menjadi karom dan 13 orang menjadi karu tahun ini.
Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Bontang Ali Mustofa mengatakan, keduanya memiliki tugas yang cukup penting. Yaitu menyampaikan informasi, pengumuman, dan petunjuk dari ketua kloter ke karom untuk kemudian diteruskan kembali ke karu, dan terakhir karu melanjutkannya kepada jemaah.
“Karu juga memiliki tugas untuk melaporkan kepada karom jika ada permasalahan agar dapat segera dicarikan solusinya sehingga tidak berlarut-larut,” ujarnya
Pada saat pemberangkatan lanjut Ali, karu mempunyai tugas untuk mengatur regunya masing-masing. Sementara karom mengatur rombongannya. Dan juga membantu dan menjaga anggotanya agar tetap aman, tertib, dan lancar .
“Di zaman teknologi yang serba canggih sekarang ini tentu akan sangat mempermudah dalam menyampaikan informasi. Gunakan medsos untuk menyebarkannya sehingga bisa cepat tersampaikan kepada jamaah. karu dan karom juga harus bisa membantu menertibkan jemaah saat berada di pesawat baik pada waktu berangkat maupun kembali ke Tanah Air,” jelasnya.
Ali berpesan kepada jamaah yang mendapat tugas tambahan sebagai karu dan karom agar selalu menjaga koordinasi dan komunikasi mulai dari pemberangkatan, selama ibadah hingga kembali ke Tanah Air. “Menjadi karu dan karom bukanlah tugas yang ringan. Untuk itu saya harap yang bertugas bisa saling membantu satu sama lain dan memperkuat jalinan koordinasi dan komunikasi agar perjalanan ibadah haji yang dilakukan bisa berjalan dengan baik dan lancar,” pesannya.
Terpisah, Penyelenggara Syariah Kemenag Yarkani menambahkan, permasalahan umum yang terjadi pada karu atau karom adalah masih belum pahamnya tugas utama mereka. Ditambah pemahaman fikih yang terbatas, serta karakter yang tertutup seperti malu atau gengsi untuk bertanya, dan tidak mau berkoordinasi. “Permasalahan lainnya yaitu tidak peka dengan situasi dan kondisi terkini, serta masih mementingkan egonya atau hanya mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan anggota regu dan rombongannya,” ucapnya.
Yarkani berharap, hal-hal tersebut tidak terjadi pada karu dan karom. Dirinya juga mengingatkan karu dan karom untuk melakukan kroscek data regu maupun rombongan apakah ada perubahan atau tidak. “Yang biasa terjadi adalah perubahan data tempat atau kamar hotel anggota. Usahakan apabila terjadi masalah bisa diselesaikan di level paling bawah terlebih dahulu. Saling mengingatkan ke anggota dan berkoordinasi dengan TPHI atau TPIHI,” Jelasnya.
Tugas lainnya, yakni memeriksa data manifes jemaah, serta perlengkapan dan paspor sebelum melaksanakan rangkaian ibadah haji. Di samping itu, juga mengingatkan, memastikan, dan mengabsen jemaah dalam regu atau rombongannya.
“Terakhir adalah mengingatkan jamaah untuk mematuhi peraturan yang berlaku saat itu. Dalam menghadapi suatu permasalahan yang paling terpenting adalah kesabaran dalam mencari solusi yang terbaik,” pungkasnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post