BONTANG – Pupuk Kaltim melepasliarkan tujuh ekor penyu sisik dan lima ekor ikan napoleon hasil penyelamatan nelayan Koperasi Bontang Eta Maritim, Kamis (25/4/2019) di perairan Tobok Batang. Langkah ini sebagai upaya penyelamatan satwa laut yang dilindungi.
General Manager Operasi 2, Mochamad Safiie dalam sambutannya mengatakan, dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya perikanan, Pupuk Kaltim bekerja sama dengan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tarakan melakukan pelepasliaran penyu sisik dan ikan napoleon ke habitat asalnya setelah melalui proses pemulihan.
“Setelah kondisi satwa membaik, mereka dilepasliarkan ke area terumbu buatan Pupuk Kaltim di perairan Tobok Batang. Sebagai alternatif tempat dan cocok untuk pengembangan ikan dan penyu,” terangnya.
Kegiatan ini menjadi kebanggaan Pupuk Kaltim, karena pelepasliaran satwa yang dilindungi ini adalah yang pertama kalinya di Bontang. Hal ini menunjukkan, Pupuk Kaltim bersama Koperasi Bontang Eta Maritim memiliki jiwa konservasi dan komitmen menjaga keberlanjutan.
“Sehingga saat menangkap ikan atau terjaring satwa yang dilindungi, otomatis akan dilakukan penyelamatan dan pemulihan.Terima kasih kepada pemerintah kota, selama ini telah mendukung Pupuk Kaltim,” ucap Safiie.
Sementara itu, Kepala Stasiun PSDKP Tarakan, Akhmadon mengapresiasi langkah Pupuk Kaltim dalam upaya pelestarian lingkungan dan sumber daya di perairan Tobok Batang. Dengan melakukan pelepasliaran penyu sisik dan ikan napoleon.
“Betapa pentingnya pelestarian sumber daya ini. Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui keputusan menteri, mengatur kuota khususnya napoleon. Bukan tidak boleh diperdagangkan tapi diatur jumlah dan ukurannya,” terangnya.
Keberadaan Pupuk Kaltim patut diapresiasi. Pesan atau informasi ini pun harus sampai kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan. Agar pusat mengerti bahwa perusahaan maupun masyarakat di daerah, sesungguhnya konsen terhadap kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan.
“Jangan berhenti sampai di sini. Ini awal yang bagus dan harus kita tingkatkan dalam hal-hal lebih konkret ke depannya. Terutama di dalam memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat, khususnya nelayan,” harap Akhmadon.
Pemkot Bontang melalui Asisten Administrasi Umum Syarifah Nurul Hidayati menyambut baik kegiatan pelepasliaran kedua hewan laut, Kamis (25/4/2019) pagi itu. Di mana, hal tersebut sejalan dengan program Pemkot Bontang yakni Green City. Meski Bontang kota industri namun masyarakatnya berhasil menjaga lingkungan dengan baik.
“Perairan kita terbukti baik, meski Bontang merupakan kota industri. Dampaknya pun dapat diminimalisir. Seperti keberadaan keramba jaring apung (KJA) yang berjarak lima menit dari pabrik Pupuk Kaltim tapi ikan bisa hidup dengan baik,” tuturnya. (ra/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post