SAMARINDA–Pembebasan lahan memang masih jadi kendala penyelesaian Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam). Hingga akhir bulan lalu, progres tol mencapai 84,99 persen. Selain lahan, hujan turut menghambat proyek.
PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS), kelompok usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk memastikan terus mengejar penyelesaian jalan bebas hambatan itu. Direktur Utama PT JBS STH Saragi menuturkan, sebagai pengelola Jalan Tol Balsam, tentu pihaknya menginginkan pembangunan bisa cepat dirampungkan.
Sebab, keberadaan jalan tol bisa mengoptimalkan mobilitas orang dan barang antara dua kota terbesar di Kaltim itu. Dengan panjang 99,3 kilometer, diyakini pengendara hanya perlu waktu 1 jam untuk menempuh Samarinda dari Balikpapan, begitu juga sebaliknya.
Jalan Tol Balsam terdiri atas lima seksi, yaitu, Seksi 1 dari Kilometer 13 hingga Samboja sepanjang 22,025 kilometer. Lalu, Seksi 2 dari Samboja hingga Muara Jawa sepanjang 30,975 kilometer, Seksi 3 dari Muara Jawa hingga Palaran 17,300 kilometer, Seksi 4 dari Palaran hingga Jembatan Mahkota II 17,550 kilometer, Seksi 5 dari Kilometer 13 Balikpapan Utara hingga Bandara Internasional Sepinggan 11,500 kilometer.
Saragi menilai, pembebasan lahan Tol Balsam secara kumulatif (Seksi 1–5) sampai dengan bulan lalu tercatat 98,77 persen. Sementara itu, perkembangan pekerjaan konstruksi sesuai lingkup PT JBS secara kumulatif (Seksi 1, 2, 3, dan 4) telah mencapai 84,99 persen.
Dia mengungkapkan, ada sejumlah tantangan dalam pengerjaan proyek jalan tol. Namun, PT JBS optimistis tol akan selesai Agustus. “Kami secara berkala menjalin koordinasi dengan kontraktor untuk meningkatkan kapasitas produksi harian untuk mengejar target mingguan. Kami juga berkoordinasi dengan konsultan perencana untuk percepatan desain penanganan soft soil,” ujarnya, belum lama ini.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengakui ada sejumlah kendala, sehingga membuat Tol Balsam batal dioperasikan saat Lebaran. “Tapi kami berupaya seoptimal mungkin, agar jalan tol bisa diselesaikan secepatnya. Namun tetap memerhatikan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan,” ujarnya.
Sedianya, kata dia, Tol Balsam akan dibuka bersamaan dengan empat tol lainnya. Yakni, Tol Pandaan-Malang Seksi I-III sepanjang 30,6 kilometer, Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (189,20 kilometer), Medan-Binjai Seksi I Segmen Helvetia-Jalan Veteran (2,8 kilometer), dan Tol Manado-Bitung sepanjang 18 kilometer.
Dikatakan, keempat tol itu rencananya dibuka mulai H-10 hingga H+10 Lebaran yang ditandai dengan penghentian semua pekerjaan konstruksi yang tengah berjalan. Pemerintah juga mengoptimalkan seluruh infrastruktur jalan tol yang telah beroperasi untuk arus mudik tahun ini, seperti Tol Trans Jawa mulai Merak hingga Probolinggo yang telah tersambung sepanjang 964 kilometer.
Lalu, Tol Trans Sumatra ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (140,41 kilometer), Palembang-Indralaya (21,93 kilometer), Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (62,11 kilometer), dan Belawan-Medan-Tanjung Morawa (42,7 kilometer).
Penggunaan jalur darat pada Lebaran tahun ini diperkirakan akan meningkat dari tahun sebelumnya seiring dengan minat warga yang besar untuk mencoba jalur-jalur baru tol. Sekaligus untuk berekreasi ke destinasi wisata yang dilalui. Diperkirakan sekitar 8,44 juta kendaraan yang terdiri dari 3,76 juta kendaraan pribadi dan 4,68 juta bus akan melintas saat mudik Lebaran 2019.
Untuk diketahui, keinginan warga Benua Etam merasakan mudik Idulfitri tahun ini via Tol Balsam harus kandas. Pertemuan antara Direktorat Jenderal Bina Marga dan BPJT memutuskan jalan bebas hambatan itu belum bisa dilalui kendaraan biasa dengan alasan faktor keselamatan.
“Terutama pada musim hujan saat ini,” ujar Direktur Utama PT JBS STH Saragi, Kamis (23/5). Saragi memang sebelumnya pernah mengeluarkan dua kali pernyataan jika tol yang ditangani PT JBS, yakni Seksi 2, 3, dan 4 siap dilalui saat mudik Lebaran tahun ini.
Namun dengan catatan. Yakni, pembebasan lahan yang dilaksanakan pejabat pembuat komitmen (PPK) pengadaan tanah dilakukan tepat waktu. “Tapi faktanya sering molor,” ujarnya.
Dengan lambatnya ketersediaan tanah, pihaknya lambat pula dalam melakukan pekerjaan fisik. Berdampak pada batalnya Tol Balsam bisa difungsionalkan sebagai jalur alternatif mudik Lebaran tahun ini. Pun meski secara fisik kondisi badan tol telah siap. Namun dalam perkembangannya, masih tertinggal sejumlah pekerjaan yang belum rampung. “TI (tempat istirahat) belum siap,” sebutnya. (lyn/jpnn/rdh/rom/k8/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: