bontangpost.id – Manajemen RSUD Taman Husada menyusun struktur organisasi pengelola rumah sakit satelit. Setelah keputusan menunjuk Hotel Grand Mutiara untuk dijadikan tempat perawatan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Terkhusus mereka dengan gejala ringan atau orang tanpa gejala (OTG).
Direktur RSUD Taman Husada dr I Gusti Made Suhardika mengatakan bakal menyiapkan 21 tenaga kesehatan. Perinciannya empat dokter umum dan 17 perawat. “Kami siapkan SDM nantinya,” kata dr Gusti.
Terkait dokter, nantinya tiap hari dibagi dalam tiga sif. Pagi, sore, dan malam. Masing-masing satu dokter jaga. Satu dokter sisanya mendapat jadwal off pada hari tersebut. Sementara satu perawat nantinya menangani sekitar 3–5 pasien.
“Itu formasi sementara. Bergantung jumlah pasien nantinya. Jika kurang maka akan ditambah lagi,” ucapnya.
Dia memastikan tim yang akan ditunjuk berbeda dengan nakes yang bertugas di Poli Covid RSUD. Untuk diketahui, terdapat satu dokter spesialis, empat dokter umum, dan 16 perawat yang disiagakan di rumah sakit pelat merah tersebut. Terkhusus menangani pasien yang terpapar akibat virus corona.
Jika masih kekurangan, dia pun telah menyiapkan skema cadangan. Berupa merekrut tenaga kesehatan dari fasilitas kesehatan lainnya. Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) dr Bahauddin beranggapan kesiapan SDM menjadi ranah dari manajemen RSUD Taman Husada. “Baik dokter dan perawat nanti bisa merekrut dari rumah sakit lain. Diskes akan memfasilitasinya,” ujar Bahauddin.
Saat ini belum ada negoisasi harga antara pemkot dan pengelola hotel. Diberitakan sebelumnya mengenai tarif, pihak hotel memasang harga berbeda. Pasalnya, saat ini pasien yang dirawat ialah terkonfirmasi positif. Berbeda dengan saat April lalu di mana yang dimasukkan ialah orang kontak erat.
“Kalau dilakukan bisa saja cost berbeda. Karena ini memengaruhi bisnis jangka panjang di dunia perhotelan. Stigma bangunan itu akan melekat kepada setiap orang,” ucap pengelola hotel Roy.
“Kalau dari kami menginginkannya harga tetap lama,” kata perempuan yang akrab disapa Iin itu. Saat April lalu, tarif yang dipasang pihak hotel mencapai Rp 500 ribu per kamar dalam satu hari. Nominal itu tidak termasuk penyediaan konsumsi pasien. (*/ak/rdh/k8/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post