KIPRAH Rusmadi dalam pemerintahan sejatinya bukan murni berasal dari birokrasi. Melainkan, mengawali karier sebagai seorang akademisi. Lulusan terbaik Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Mulawarman (Unmul) tahun 1986 ini memulai kerja sebagai tenaga honor di Balai Informasi Pertanian di bawah Kantor Wilayah Kementerian Pertanian di Samarinda tahun 1987.
Mengikuti seleksi penerimaan PNS di Unmul, Rusmadi akhirnya diterima sebagai dosen di almamaternya mulai 1988. Sembari melanjutkan pendidikan pascasarjananya di Universitas Brawijaya yang kala itu bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada (UGM). Gelar S2 di UGM diraih Rusmadi pada tahun 1992 dengan dengan predikat cumlaude.
Tidak berhenti di situ, Rusmadi kemudian mengejar gelar S3 ke Filipina. Di Universitas Los Banos, Rusmadi menyelesaikan pendidikan S3 bergelar doctor of philosopy alias PhD tahun 2001. Gelar doktornya ini sendiri dilabeli honor of society of agriculture, Gamma Sigma Delta.
Karier sebagai akademisi di Unmul perlahan menanjak. Dari dosen biasa, Rusmadi menjadi Sekretaris Pusat Penelitian Pengembangan Wilayah Unmul dalam rentang 1996-1998. Kemudian, menjadi Asisten Direktur Program Magister Pertanian dalam tempo 2002-2005.
Berikutnya dia menjadi Pembantu Dekan Bidang Akademik, Fakultas Pertanian Unmul antara 2005 sampai 2008. Hingga pada akhirnya menjadi Dekan Fakultas Pertanian Unmul yang dijalaninya dalam rentang waktu 2008-2009.
Selain diajarkan pada para mahasiswa, ilmu yang dikuasai Rusmadi juga diterapkan dalam membantu program-program pembangunan di Kaltim. Dia sering diminta membantu penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk daerah-daerah yang ada di Kaltim.
Saat masih menjadi akademisi, Rusmadi juga terlibat dalam kegiatan non government organization (NGO). Salah satunya dalam program Building Institution for Good Governance atau disingkat BIGG. Dalam program yang diselenggarakan International City County Management (ICMA) ini, Rusmadi banyak bersentuhan dengan fungsi budgeting.
Melalui keaktifannya di NGO ini, Rusmadi kerap berhubungan dengan pihak legislatif dan eksekutif. Dari situ dia banyak belajar mengenai penyusunan anggaran yang di kemudian hari akrab dihadapinya kala bekerja di Pemprov Kaltim.
Tidak bisa dimungkiri, kiprah sebagai akademisi sekaligus pegiat NGO ini membuat nama Rusmadi banyak dikenal. Termasuk oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak yang pernah menjadi dosen Rusmadi di bangku kuliah.
Dengan latar belakang keilmuan ekonomi pertanian yang dimiliki, Rusmadi dianggap kompeten membantuPemprov Kaltim dalam pembangunan yang tengah digalakkan. Apalagi Awang Faroek selaku gubernur di masa awal kepemimpinannya memiliki visi dan misi menjadikan Kaltim sebagai pusat agroindustri.
Dari seorang akademisi, Rusmadi dipercaya gubernur menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim tepatnya 2 Februari 2009. Dalam kapasitasnya sebagai Kepala Bappeda inilah, Pria kelahiran 30 Oktober 1962 asal Sungai Dama, Samarinda ini menyusun program transformasi ekonomi yang menjadi tulang punggung pembangunan Kaltim saat ini.
Beberapa penghargaan diraih Kaltim berkat program-program yang dirintis Rusmadi sebagai Kepala Bappeda. Di antaranya yaitu Pangripta Nusantara dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2015 dan Bhumandala Award tahun 2016. Pun begitu, empat tahun berturut-turut sejak 2014, Kaltim selalu mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
Di tahun 2013, Rusmadi dipercaya menjadi pelaksana tugas (plt) sekprov Kaltim. Dia menggantikan Sekprov Kaltim sebelumnya, Irianto Lambrie yang ditugaskan menjadi pejabat gubernur Kalimantan Utara (Kaltara). Hingga pada Februari 2016 silam, Rusmadi secara definitif diangkat menjadi Sekprov Kaltim. Setelah sebelumnya secara gemilang lolos dalam proses seleksi yang dilakukan. (luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: