BONTANG – Nasi telah menjadi bubur. Penyesalan selalu datang di akhir. Begitulah ungkapan bagi mereka yang saat ini menyesal telah memiliki tato di tubuhnya. Akibat salah dalam bergaul di masa lalu, mereka mengaku ikut terjurumus ke jalan yang salah.
Meski memiliki masa lalu yang kelam, namun mereka tak ingin larut dalam penyesalan tersebut. Berbagai upaya dilakukan agar bisa hijrah secara total. Salah satunya dengan melakukan penghapusan tato pada bagian tubuh. Seperti yang dialami Irwanto. Warga Bontang Lestari itu mengaku pertama kali merajah tubuhnya medio 1986-1987 lalu di Palu, Sulawesi Tengah. Dia membuat tato pada di bagian lengan sebelah kiri dan paha karena saat itu ikut-ikutan dengan teman-temannya. Waktu berselang, Irwanto pun sadar jika hal tersebut tidak baik dan tidak dibenarkan dalam agama. Sehingga dia pun melakukan berbagai cara untuk menghapus tato yang ada di tubuhnya tersebut.
“Awalnya pakai cara manual, menggunakan cairan soda api,” tuturnya.
Lalu yang terbaru ini, dirinya mengikuti program penghapusan tato menggunakan laser yang diselenggarakan Islamic Medical Service (IMS) Hidayatullah di Gedung BMH Bontang, Sabtu (1/12) kemarin. Dirinya pun berkomitmen kuat agar tubuhnya steril dari tato. Alasan terbesarnya, karena dia ingin melaksanakan ibadah ke tanah suci. “Setelah hilang tato ini, Insyaallah mau berangkat ke tanah suci,” ucapnya.
Hal senada juga dirasakan Abdul Gani. Pria 47 tahun tersebut membuat tato di lehernya tahun 2000. Tak puas hanya di leher, tahun 2006 lalu Gani menambah tatonya di lengan sebelah kiri. Salah bergaul pun menjadi alasannya mengapa dirinya mau untuk ditato tubuhnya. “Sekarang mau dihapus biar saat ibadah secara bersih dan totalitas,” terangnya.
Dirinya berujar, sebenarnya keinginan untuk menghapus tato sudah terbesit sejak lama. Namun karena terkendala biaya yang mahal, sehingga baru bisa terealisasi saat ini. “Kalau hapus tato di luar, biayanya bisa Rp 5-6 juta. Kalau ikut program ini lebih murah,” ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Imran Faizin selaku Direktur IMS mengaku program hapus tato di Bontang ini diikuti sebanyak 80 peserta yang terdiri dari 68 peserta laki-laki, dan 12 peserta perempuan. Dirinya menyebut, antusias masyarakat Kota Taman untuk mengikuti program ini cukup bagus.
Rata-rata kata dia, bagian tubuh peserta yang paling banyak terdapat tato seperti di lengan dan dada. Karena ketika akan menghapus tato tidak bisa dilakukan sekaligus, sehingga nantinya diwacanakan program ini bisa dilakukan secara berkelanjutan.
“Sekali menghilangkan umumnya hanya bisa seukuran 11×14 sentimeter karena berkaitan dengan daya tahan tubuh akibat panasnya laser. Setelah program ini, harapan kami mereka yang sudah hijrah bisa mengikuti pembinaan keislaman sehingga semakin mendekatkan diri ke Allah,” pungkasnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: