bontangpost.id – Dinas Kesehatan melakukan penanganan terhadap demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya terdapat satu kasus kematian akibat penyakit tersebut, awal pekan ini.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Diskes) Nur Asma mengatakan dilingkungan domisili korban telah dilakukan pengasapan atau fogging fokus. “Tepatnya pada Jumat lalu,” kata Asma.
Tak hanya itu, Diskes juga melakukan upaya serupa di sekolah korban. Salah satu sataun pendidikan di bilangan Bontang Barat dilakukan pengasapan pada Selasa (16/1). Sasarannya ialah seluruh ruangan sekolah hingga lingkungan sekitarnya. Fogging dilakukan pada 09.00.
“Jadi pelajar istirahat dan dikumpulkan di suatu tempat. Setelah itu lanjut lagi proses kegiatan belajar,” ucapnya.
Langkah ini dalam rangka membunuh nyamuk dewasa. Sebab gigitan nyamuk diprediksi dari dua lokasi tersebut. Meski demikian, pengasapan atau fogging bukanlah menjadi solusi penuntasan kasus DBD. Dikarenakan telur dan jentik masih tetap hidup meski dilakukan fogging.
Ia pun meminta kepada masyarakat untuk memperhatikan kondisi sekitarnya. Karena untuk penanganan DBD tidak bisa hanya mengandalkan tenaga medis. Tetapi perlu keterlibatan dari masyarakat untuk membersihkan tempat yang berpotensi menjadi area perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
“Apalagi saat ini terkadang panas kemudian hujan. Jika tidak dikontrol maka perkembangbiakan nyamuk semakin tak terkendali,” tutur dia.
Sementara upaya penyelesaian kasus DBD dengan skema wolbachia juga belum bisa dilihat efektivitasnya. Mengingat skema ini baru berjalan beberapa bulan. Butuh waktu enam bulan hingga dua tahun untuk proses evaluasi. “Terpenting Gerakan 3M plus. Sembari Wolbachia tetap berjalan,” terangnya.
Konon pasien DBD yang meninggal itu berinisial CO, berusia 13 tahun, berdomisili di Gunung Telihan. Kabid Pelayanan Medik dan Pengendalian Mutu RSUD Taman Husada Bontang dr Tri Ratna Paramita mengatakan pasien mendapatkan penanganan medis sejak 8 Januari lalu. Sebelumnya berdasarkan data Diskes, pasien mengeluhkan diare dan demam. Kemudian menuju klinik pada 6 Januari.
“Dirawat sebelumnya di ruang intensif care,” kata dr Mitha.
Kondisi pasien pun terus mengalami penurunan secara klinis. Akibatnya pada Senin (15/1) pagi hari nyawanya tidak tertolong. Konon pasien sebelumnya hingga membutuhkan suplai kantong darah segar. Kurun dua pekan kasus DBD di Kota Taman telah mencapai 41. Diskes belum bisa merilis kelurahan mana yang jumlah pasien DBD terbanyak. Karena masih menunggu laporan dari Puskesmas. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: