BALIKPAPAN-Kebakaran akibat dipicu semburan gas kembali terjadi di Kota Minyak kemarin (28/1) malam. Peristiwa berawal dari aktivitas penggalian sumur untuk mendapatkan air bersih di samping rumah warga di Jalan Manggar Indah Nomor 179 RT 31, Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur.
Laporan pertama datang sekitar pukul 17.30 Wita. Ketika penggalian, terjadi semburan lumpur berbau gas setinggi 20 meter ke udara. “Sempat dilakukan penanganan, namun setelah magrib, tiba-tiba terjadi ledakan,” ucap warga sekitar, Wiro, Senin (28/1) saat berusaha membantu memadamkan api.
Golan, seorang warga sekitar menyebut, proses penggalian sumur air sudah berlangsung selama tiga hari. Hingga pada kedalaman 40 meter, keluar air dan pasir. Namun saat itu, dia menyebut belum ada tercium bau gas. Karena itu, dia kaget begitu mendengar ledakan dan api mengamuk di tengah permukiman. “Air dan pasir saja,” sebut Golan.
Karena kondisi lokasi tercium gas menyengat, pihak keamanan pun melakukan sterilisasi 25 meter dari sumber semburan gas. Selain petugas pemadam yang menggunakan pakaian khusus, warga dilarang mendekat ke lokasi semburan gas.
Sejumlah mobil pemadam dari berbagai instansi termasuk mobil water canon dari Satbrimob Polda Kaltim disiagakan untuk membantu proses pemadaman. Dikabarkan hingga pukul 22.30 Wita, sudah empat rumah dilaporkan hangus terbakar.
“Api di titik bor masih belum bisa dipadamkan,” ujar Kepala Bidang Rehabrekon Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan Usman. Namun untuk mengurangi dampak semburan gas dan api, petugas dibantu warga berusaha menutup lubang pipa menggunakan pasir.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan Suryanto yang turun ke lokasi kebakaran menyebut, kawasan itu memang rawan terhadap semburan gas. Karena itu pihaknya sudah melakukan imbauan agar berhati-hati bila melakukan kegiatan galian. Tetapi karena yang melakukan warga, tanpa adanya koordinasi dengan aparat setempat, maka terjadilah peristiwa itu. “Kan sebelumnya sudah banyak kasus,” ucap Suryanto.
Kasus-kasus itu antara lain pada 6 November 2017 lalu. Api berkobar di Gang Beringin RT 10, Jalan Marsma Iswahyudi, Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan, pukul 12.10 Wita. Asal api diduga berasal dari barak pekerja proyek berada di atas bekas sumur gas. Yang kembali bocor dan ditutup seadanya. Sementara letupan diduga karena adanya aktivitas memasak di barak.
Kawasan Sepinggan disebutnya memang rawan. Karena sejumlah kejadian semburan lumpur yang bercampur gas. Termasuk di Kompleks Gereja Bethany Balikpapan yang terjadi pada Juni 2016 lalu. Karena itu, dia akan mengupayakan ada peta geologi di Balikpapan. Agar memudahkan pihaknya dalam memberikan izin bagi pengeboran sumur
“Mau dilarang mengebor juga tidak bisa. Soalnya tahu sendiri, PDAM baru melayani sekitar 80 persen warga Balikpapan. Sisanya menggunakan air tanah yang labelnya masih aman. Namun dengan peta ini, kami bisa melihat potensi. Apakah aman untuk dibor,” beber Suryanto.
Tadi malam, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi juga langsung meninjau lokasi semburan gas tersebut. “Para petugas terkait sedang berada di lapangan dibantu jajaran Pertamina,” ujarnya. Api memang belum sepenuhnya padam. Petugas menjaga agar api tak merembet ke permukiman sekitarnya.
Rizal mengimbau warga kota terutama di Balikpapan Timur untuk berhati-hati dalam melakukan pengeboran sumur. “Saya sarankan lebih dahulu berikan informasi atau izin ke DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Balikpapan. Agar petugas kami bisa lakukan pengecekan terlebih dahulu. Kita berdoa kejadian ini bisa segera diatasi petugas di lapangan,” harapnya. (*/rdh/rsh/rom/k15/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post