bontangpost.id – Penggunaan energi terbarukan di Ibu Kota Nusantara (IKN) lebih dulu menyesuaikan dengan teknologi yang tersedia. Sehingga pada tahap awal, Otorita IKN akan menggabungkan beberapa sumber energi. Seperti green energy dengan sumber energi gas yang tersedia saat ini. Salah satu upaya untuk menggabungkan sumber energi itu adalah membangun fasilitas berbasis panel surya.
Sekretaris Otorita IKN Achmad Jaka Santos Adiwijaya menjelaskan, penggunaan sumber energi fosil saat ini lebih diutamakan adalah gas. Ketimbang yang berasal dari batu bara. Pada tahap awal, pengoperasiannya masih didukung penuh PLN. Sambil nanti, Otorita IKN membangun perusahaan baru yang memiliki wilayah usaha di IKN.
“Baru nanti tahapan berikutnya, Badan Usaha Otorita ini, yang akan menjadi perusahaan energi yang menyuplai. Tapi pastinya akan bekerja sama dengan PLN dan investor yang berminat untuk membiayai. Bisa saja dari perusahaan energi yang berada di wilayah kerjanya SKK Migas,” katanya kepada Kaltim Post di Balikpapan, kemarin.
Otorita IKN tentunya akan mengundang calon investor untuk berinvestasi energi di wilayah IKN. Melalui pertemuan tersebut, diharapkan terjadi elaborasi. Diakuinya, kebutuhan energi di IKN akan terus bertumbuh maka masih dinamis. Tetapi paling tidak sampai 2027, bisa dipenuhi dari sumber energi gabungan. Yaitu, tenaga surya dan gas.
“Tetapi mungkin lewat tahun 2027, ketika di Kaltara ada PLTA, bisa men-support. Sehingga target nasional itu, bisa didahului oleh IKN. Untuk mencapai zero carbon. Kota zero carbon. Dan tahun 2045 sudah diharapkan zero carbon di IKN,” ucap Jaka. Selanjutnya, IKN mengalami transisi energi lebih dahulu dibandingkan daerah lain secara nasional. Sebagai paru-paru dunia, dia menyebut komitmen pembangunan IKN di Kalimantan harus bisa meyakinkan publik internasional, bahwa pembangunan IKN tidak merusak lingkungan.
“Justru mengembalikan kejayaan lingkungan hidup di mana yang kita gunakan lebih dari hutan industri. Sisanya kita harus tanam kembali, kita melakukan reforestasi. Dan ketika membangun IKN ini, semua emisi karbon dari proses pembangunan harus dihitung. Supaya kita bisa mengonversi jumlah pohon yang kita tanam,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wilayah Kalimantan Sulawesi (Kalsul) Azhari Idris menerangkan, IKN tentunya memerlukan energi.
“Karena itu. Kami sifatnya menunggu konfirmasi. Apakah IKN itu akan membutuhkan gas. Volumenya berapa? Dan kapan? Kita belum tahu informasi ini, namun demikian SKK migas “menawarkan diri” menyampaikan bahwa ada industri migas di depan pintu IKN. Ada gas di Kaltim, tidak perlu bawa jauh-jauh. Ada gas juga di Kalteng, kita juga bisa pasang pipa gas alirkan ke Kaltim. Tapi Anda butuh itu tidak? Kalau butuh berapa? Kemudian kapan mulainya?,” katanya.
Apabila berjalan dengan baik, lanjut Azhari, secara pelan-pelan penggunaan energi diisi oleh energi terbarukan mungkin produksi gas akan dikurangi secara perlahan. Dia menerangkan, penting bagi pihaknya untuk tahu perencanaan kebutuhan energi di IKN. Supaya bisa mendukung kepentingan pembangunan IKN dengan baik.
“Karena gas atau minyak bumi itu, sifatnya hari ini diminta, besok atau bulan depan ada. Semua cadangan gas yang diproduksi di Kaltim ini, semua sudah ada market-nya. Sudah ada pasar dan owner-nya. Dan kita tidak mungkin serta-merta memutuskan kontrak mereka, dikasih tempat lain,” terang dia.
Makanya, SKK Migas berharap kalau ada yang membutuhkan sumber energi gas untuk memberikan informasi lebih awal. Untuk mengantisipasi jika cadangan saat ini tidak cukup, bisa meminta ke KKKS, untuk mencari sumber gas lain. Karena ada kebutuhan, seperti di IKN. “Kita perlu tahu kebutuhannya, karena masa eksplorasi itu bisa sampai 10 tahun. Enggak bisa kalau tiba-tiba diperlukan dan minta. Ketika tidak ada, maka SKK Migas tidak bisa disalahkan juga. Karena prosesnya panjang. Makanya kalau kita tahu lebih awal, pembeli ada sekarang mungkin akan berakhir dan tidak membeli lagi, kita bisa alokasikan ke tempat lain. Jadi planning yang baik itu sangat penting,” tutupnya. (riz/k8)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: