Rencana pembukaan rute baru pelayaran Bontang-Palu-Mamuju belum dapat dipastikan. Dishub Bontang masih menunggu kesepakatan dengan PT ASDP Indonesia Ferry.
BONTANG – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bontang Kamilan mengatakan, kesepakatan ini seharusnya tertuang dalam perjanjian kerja sama atau memorandum of understanding (MoU). Hal ini menyangkut hak kedua belah pihak. Baik PT ASDP maupun Pemkot Bontang.
“MoU saat ini belum ada secara tertulis. Waktu lalu hanya perbincangan lisan, sehingga tidak ada hubungannya,” kata Kamilan.
Beberapa hari lalu pihak Dishub mengunjungi kantor ASDP cabang Balikpapan. Tujuannya memastikan kesepakatan tersebut agar kewajiban yang harus dipenuhi Pemkot Bontang diketahui dalam upaya pembukaan rute baru itu.
“Supaya tidak mubazir. Ketika kami sudah membuat dermaganya, tapi kapalnya tidak ada, kan itu membuang-buang anggaran namanya,” ucapnya.
Jika Mou tuntas, apa yang menjadi kewajiban Pemkot Bontang dapat dimasukkan dalam batang tubuh APBD Bontang. Keinginan Dishub ialah kewajiban pemkot menyangkut penyediaan sarana dermaga. Sementara PT ASDP menyediakan kapal rute baru tersebut. “Karena kalau sarana itu berarti aset tetap milik kita (Pemkot Bontang),” sebut Kamilan.
Selain itu, penyediaan sarana membuat anggaran lebih ringan bila dibandingkan dengan penyediaan kapal. Pun demikian dengan operasional dari pelayaran tersebut. “Perawatannya juga akan lebih repot bila pemkot mempunyai kapal,” terangnya.
Saat ini Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) bersama Badan Anggaran (Banggar) DPRD membahas APBD 2020. Bila Mou ini lamban, penganggaran bisa dialokasikan pada tahun berikutnya.
Adapun anggaran untuk pembangunan dermaga kapal jenis roll-on/roll-off atau disingkat Ro-Ro ini membutuhkan Rp 2 miliar. Konsep landasan berbentuk plengsengan. Sayangnya, Pemkot Bontang menganggarkan pembangunan secara bertahap. Lokasi pembangunan ini menyasar bekas dari run door kapal Bontang Express.
Landasan ini sebagai mobilisasi kendaraan yang terangkut kapal. Jadim, dapat digunakan sebagai akses keluar-masuk. Baik dari bagian depan maupun belakang bodi kapal. Kapasitas kapal nantinya diprediksi mampu menampung 500 orang. Dengan durasi perjalanan Bontang-Palu kurang lebih 16 jam.
Sebelumnya, kajian mengenai pembukaan rute baru telah dilakukan. Kajian itu menyangkut jumlah penduduk dan potensi yang dibawa masuk-keluar oleh moda transportasi ini.Dishub menyebut, potensi penumpang yang menggunakan kapal rute ini bakal ramai. Sebab, penumpang tidak hanya bersumber dari Bontang. Namun, daerah sekitar seperti Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara. (*/ak/kri/k16/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post