Sapta, sang suami dan ayah korban mengaku sangat terpukul. Sapta terpaksa harus kuat menerima kenyataan bahwa anaknya NV (6) telah berpulang bersama istri tercintanya LS (32).
Marah, kesal, kecewa, dendam, dan sedih masih bisa dirasakan oleh Sapta. Saking tak terimanya, Sapta hingga mengucapkan kata-kata umpatan ketika menyaksikan langsung proses rekonstruksi pembunuhan istri dan anaknya. “Rasanya saya ingin cincang-cincang pelaku itu,” katanya dengan nada tinggi.
Bagaimana tidak, selama ini dirinya mengenal tersangka HS (19) dengan baik. Selain rumah mereka yang berdampingan, Sapta juga sering bermain PlayStation bersama HS. Sehingga dia sama sekali tak menyangka bahwa HS pembunuh istri dan anaknya. “Saat kejadian itu saya lagi di Riau, sedang training,” ujarnya.
Saat mendapat kabar buruk tersebut, Sapta mengaku sedang berada di Pekanbaru dan mendapat telepon dari adik kandungnya. Setelah kejadian pembunuhan, malam harinya Sapta langsung kembali ke Kaltim. “Sampai saat ini saya masih marah, ingin menghukum dia (pelaku, Red.) mau saya cincang,” ujarnya lagi.
Sapta tentu sangat menyayangi anak semata wayangnya, NV. Apalagi anak lelakinya itu sudah mau masuk sekolah. Disebutkan bahwa dirinya berangkat ke Riau agar jenjang kariernya lebih baik lagi. Tetapi ketika mendapat kabar tersebut, Sapta langsung shock.
Beberapa waktu lalu sebelum kejadian, tidak ada firasat, tetapi dirinya sempat bermimpi bahwa anaknya benjol di bagian kepala. Tak ada firasat lain, Minggu (29/4) merupakan terakhir kalinya mereka berkomunikasi. “Tadinya Minggu mau video call, tetapi paket internet istri saya habis. Saat hari Selasa, saya coba telpon istri saya, tetapi tidak aktif,” ungkapnya.
Sejak pagi, ponsel istrinya sudah tidak aktif, dicoba lagi hingga siang dan malam masih sama. Di sana, perasaan Sapta mulai tak enak dan gelisah. Akhirnya dia mendapat kabar dari teman kerjanya bahwa kondisi rumahnya sedang tidak bagus. Tak lama, adik kandungnya yang kembali menelpon dan mengatakan istrinya sudah dibawa ke rumah sakit. “Saya pikir mungkin istri saya sakit, makanya saya sedikit lega karena masih bisa dirawat. Tetapi waktu saya menanyakan si kecil gimana? Adik saya malah menangis, disitulah saya kembali gelisah,” kata Sapta menahan tangis hingga keduanya matanya merah dan berkaca-kaca.
Sapta pun langsung bergegas pulang ke Kalimantan. Sesampainya di rumah sakit, dirinya baru mengetahui bahwa tersangka HS merupakan pelakunya. “Saya mau dia dihukum mati saja, karena kalau dia masih keluar dari penjara, saya khawatir ada kejadian seperti ini lagi,” tandas Sapta. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: