Syirik adalah perbuatan dosa yang harus dikhawatirkan terjadinya dan harus dijauhi. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,tetapi Dia mengampuni segala dosa selain (syirik) itu bagi siapapun yang dikehendaki-Nya”.QS.An-Nisa : 48 dan 116. Lihat Fathul Majid.
Diriwayatkan oleh Ahmad dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ”Ada tiga dewan di sisi Allah: Dewan yang tidak dipedulikan oleh Allah, dewan yang Allah tidak meninggalkan sesuatu padanya dan dewan yang tidak diampuni oleh Allah.
Adapun dewan yang tidak diampuni oleh Allah ialah syirik kepada Allah. Allah Berfirman “ Sesungguhnya barang siapa bersyirik kepada Allah, diharamkan surga baginya oleh Allah”,sedang dewan yang tidak diperdulikan oleh Allah ialah dosa yang diperbuat oleh orang terhadap Allah seperti meninggalkan puasa atau meninggalkan salat, maka Allah dapat mengampuni dosa-dosa itu jika dikehendaki. Dan dewan yang tidak dilepaskan oleh Allah, ialah dosa yang diperbuat orang terhadap sesamanya,maka terhadap dosa ini Allah menghendaki qishosh (pembalasan). Lihat Ibnu Katsir.
Ibnu Katsir Rohimahullah berkata : Allah Ta’ala memberi kabar bahwasannya Dia “Tidak akan mengampuni dosa syirik”, maksudnya tidak mengampuni seorang hamba yang menemui-Nya dalam keadaan musyrik.”Tetapi Dia mengampuni segala apa selain (syirik) itu bagi siapapun yang dikehendaki-Nya,maksudnya berupa dosa-dosa (Allah mengampuninya) bagi hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Lihat Kitab Fathul Majid.
Maka jelaslah dengan ayat ini bahwa syirik adalah dosa yang paling besar. Karena Allah Ta’ala memberi khabar, bahwasannya Dia tidak mengampuni bagi orang yang tidak bertaubat darinya. Jika Allah berkehendak,Dia akan mengampuninya bagi orang yang menemui-Nya dengan membawa dosa itu, dan jika Dia berkehendak, Dia mengadzabnya karena dosa itu. Hal ini mengharuskan seorang hamba supaya benar-benar khawatir terhadap syirik yang semacam itu gambarannya menurut Allah.
Karena ia merupakan keburukan yang paling buruk dan kedzaliman yang paling dzalim.Juga merupakan pelecehan terhadap Tuhan semesta alam,mengalihkan hak-Nya yang mutlak milik-NYa kepada selain-Nya, dan menyetarakan dengan selain-Nya. Sebagaimana Allah berfirman “ Namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (dengan menyetarakan sesuatu) dengan Tuhan mereka “.(QS.Al-An’am 6 : 1). Karena orang musyrik adalah perusak tujuan penciptaan dan perintah,dan ia menafikannya dari segala sisi.
Itu adalah keingkaran paling tinggi terhadap Tuhan semesta alam,sombong dan enggan menaati-Nya,sombong untuk tunduk kepada-Nya dan sombong menjalankan perintah-perintah-Nya. Padahal ala mini tidak akan baik kecuali dengan-Nya.Jika ala mini kosong darinya,maka rusaklah ala mini dan datanglah kiamat .Sebagaimana Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak akan datang hari kiamat sehingga tidak dikatakan dibumi ini nama Allah “.HR.Muslim.Lihat Kitab Fathul Majid.
Oleh sebab itulah seorang Nabi Al-Khalil Ibrohim ‘Alaihis Salam berdoa kepada Allah ”Dan Jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala”.QS.Ibrohim 14:35.
Maksudnya ,jadikanlah aku dan anak-anakku jauh dari peribadatan kepada patung,dan jauhkanlah antara kami dengan patung-patung. Allah telah mengabulkan do’anya. Allah menjadikan anak-anaknya sebagai nabi-nabi dan menjauhkan mereka dari ibadah kepada patung. Allah telah menerangkan apa yang mengharuskan untuk dikhawatirkan dengan firman-Nya : Arti “Ya Tuhanku,sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia”.QS.Ibrohim 14 :36.
Itulah yang terjadi pada setiap zaman. Jika manusia mengetahui bahwa telah banyak orang yang jatuh kedalam syirik besar dan sesat dengan menyembah berhala,maka hal itu mewajibkannya khawatir jatuh kedalam kesyirikan dimana telah banyak orang yang jatuh kedalamnya,yang hal itu tidak diampuni oleh Allah. Lihat KItab Fathul Majid.
Ibrohim At-Tamimi berkata : Siapakah yang merasa aman dari cobaan setelah Ibrohim? Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim.Lihat Kitab Fathul Majid.
Tidak ada yang merasa aman dari syirik kecuali orang yang bodoh tentangnya dan tentang sesuatu yang membebaskan diri darinya,yaitu pengetahuan tentang Allah dan pengetahuan apa yang dibawa Rasul-Nya yang berupa pengesaan terhadap-Nya dan larangan berbuat syirik kepada-Nya.
Imam Ahmad, Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi telah meriwayatkannya,Imam Ahmad berkata : Yunus bercerita kepada kami,Laits bercerita kepada kami dari Yazid – yakni bin Al-Haad – dari Amr dari Mahmud bin Labid,bahwasannya Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :”Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan kepada kamu sekalian adalah perbuatan syirik kecil”.
Para sahabat bertanya ,apa syirik kecil itu wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : “Riya”.”Allah Ta’ala berfirman pada hari kiamat,ketika Dia telah membalas orang-orang dengan amal mereka.”Pergilah kamu semua kepada orang-orang yang dahulu kamu perlihatkan amalmu kepada mereka didunia ,lihatlah apakah kamu menemukan ganjaran disisi mereka ?”
Jika keberadaan syirik kecil sangat dikhawatirkan menimpa sahabat-sahabat Rasulullah Shollallahu’alaihi wa sallam,padahal mereka memiliki kesempurnaan ilmu dan kekuatan iman,bagaimana beliau tidak mengkhawatirkan kalau syirik itu menimpa orang yang jauh dibawah mereka dalam ilmu dan iman? Lebih-lebih telah diketahui ,bahwa kebanyakan ulama diberbagai negara sekarang tidak mengetahui tauhid kecuali apa yang diakui oleh orang-orang musyrik.Mereka tidak mengetahui makna ilahiyah (keberhakan disembah) yang dinafikan oleh kalimat ikhlas (tauhid) dari segala sesuatu selain Allah. Lihat Kitab Fathul Majid.
Apakah sebenarnya Riya itu, sampai Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita.
Yang dimaksud dengan riya adalah manusia beribadah kepada Rabbnya agar dilihat orang lain,sehingga mereka berkata : Betapa hebatnya ia beribadah! Alangkah bagusnya ibadahnya! Dan lain sebagainya.Dia menginginkan semua orang memujinya berkenaan dengan ibadah yang ia lakukan dan bukan ingin mendekatkan diri kepada Allah.Sehingga mereka mengatakan,”Fulan ahli ibadah”,”Fulan banyak melakukan puasa”,”Fulan banyak melakukan sedekah”,dan lainnya sebagainya.
Dia tidak ikhlas karena Allah dalam amal perbuatannya.Akan tetapi,dia menghendaki agar orang memujinya dengan apa-apa yang ia lakukan.Dia riya kepada manusia.Riya yang sedikit adalah syirik kecil dan banyaknya menjadikan syirik besar. Lihat Kitab Syarah Riyadhush Sholihin Imam An-Nawawi.
Allah Ta’ala berfirman :Arti “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. QS.Al-Bayyinah:5.
Dengan kata lain, manusia tidak diperintah melainkan untuk menyembah Allah dengan ikhlas dan memurnikan agama.Mereka menunaikan salat,puasa,sedekah,membantyu orang lain dan amal sholih lain dalam menunaikannya ikhlas karena Allah. Orang yang selalu ikhlas hanya karena Allah Azza wa Jalla, maka didalam hatinya tidak akan ada riya.
Karena dia ingin beribadah kepada-Nya demi keridhoan Allah dan pahala-Nya dikampung akhirat.Allah Berfirman “Janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima),seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia.Dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian” QS.Al-Baqarah : 264. Lihat Kitab Syarah Riyadhush Sholihin.
Jika anda memberikan sedekah kepada orang fakir,maka janganlah anda menyebut-nyebutnya sehingga disetiap waktu anda berkata,”Aku telah memberimu,aku telah lakukan itu”. Karena perbuatan yang demikian menggugurkan pahala.Juga jangan sampai menyakiti orang-orang fakir yakni dengan menguasainya dan anda berpandangan bahwa diri anda adalah diatas dirinya dan sebagainya.Karena yang demikian juga menggugurkan pahala.Lihat Syarah Kitab Riyadhush Sholihin.
Allah Ta’ala berfirman “..Mereka bermaksud riya (dengan salat) dihadapan manusia.Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit. QS.An-Nisa 4:142.Lihat syarah Riyadhush Sholihin .
Mereka bermaksud riya dihadapan manusia.Mereka melakukan ketaatan agar orang lain melihat dan memuji mereka. Abu Hurairah Rodhiyallahu ‘anhu berkata : Aku mendengar Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Allah berfirman : “Aku adalah yang paling tidak membutuhkan persekutuan.
Barangsiapa melakukan suatu amal yang dia menyekutukan didalamnya dengan-Ku terhadap selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya dan sekutunya”.HR.Muslim dalam kitab Zuhud,bab Barangsiapa yang menyekutukan Allah dengan selain-Nya dalam amalnya.Lihat Kitab Tanbih Al-Lahi Syarh Kitab Al-Manahi terj, dan Kitab Syarah Riyadhush Sholihin.
Ibnu ‘Allan berkata : Kata asy syirki ini digunakan untuk riya. Yaitu riya khofi (tersembunyi). Riya ini,sekalipun tidak menodai keimanan,tapi dapat membatalkan pahala amal yang disertainya. Lihat Kitab Tanbih Al-Lahi Syarh Kitab Al-Manahi terj.
Maksudnya,seseorang bertujuan riya terhadap selain Allah atau sum’ah terhadapnya (ingin didengar orang lain),dengan tujuan mengambil keuntungan berupa harta atau pangkat atau pujian.Kitab Tanbih Al-Lahi Syarh Kitab Al-Manahi terj.
Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa yang sum’ah,maka Allah akan menampakkannya.Dan barangsiapa yang riya,maka Allah akan menampakkan rahasianya “.HR.Al-Bukhori dalam kitab Kelembutan hati,bab Riya dan Sum’ah,dan Imam Muslim dalam kitab Zuhud,bab Haram bersikap riya’.Imam Muslim juga meriwayatkannya dari Ibnu Abbas.Lihat Kitab Tanbih Al-Lahi Syarh Kitab Al-Manahi terj dan Al-Kabaa-ir,HR.Muslim.
Maka kita benar-benar harus senantiasa mawas diri terhadap setiap apa yang kita lakukan baik perkataan ataupun perbuatan. Yang kita takutkan bahwa perbuatan kita sudah termasuk dari perbuatan syirik tanpa kita sadari karena begitu halusnya kesyirikan tersebut sebagaimana dalam riwayat dari Abu Ya’la dan Ibnu Al-Mundzir dari Hudzaifah bin Al Yaman dari Abu Bakar dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :”Syirik itu lebih halus dari jenis semut terkecil”.
Abu Bakar bertanya: Wahai Rasulullah,bukankah syirik itu melainkan penyembahan kepada selain Allah atau menyeru selain Allah disamping menyeru Allah? Beliau menjawab:”Ibumu mencelakakanmu,semoga engkau terbenahi,syirik dikalangan kamu adalah lebih halus daripada jenis semut yang terkecil”.Dan seterusnya.Dalam hadits ini disebutkan:”Jika kamu berkata : Allah dan fulan telah memberiku.Sedangkan membuat tandingan terhadap Allah yaitu jika seseorang berkata:”Seandainya bukan karena fulan,tentu fulan telah membunuhku.Dari Kitab Ad-Durr,Lihat Kitab Fathul Majid.
Sebab Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan kita ,orang yang matinya dalam keadaan syirik walaupun sedikikit maka ancamannya adalah neraka. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa mati dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah,masuklah ia kedalam Neraka”HR.Al-Bukhori,lihat Kitab Fathul Majid.
Dalam riwayat lain, Muslim meriwayatkan dari Jabir Rodhiyallahu ‘anhu,bahwa Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :”Barangsiapa menemui Allah (mati) dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikitpun,pasti masuk surga.Akan tetapi barangsiapa menemui-Nya (mati) dalam keadaan berbuat syirik kepada-Nya,pasti masuk Neraka”.
Al-Qurthubi berkata : Maksudnya tidak menjadikan sekutu bersama-Nya dalam masalah ketuhanan,ciptaan dan ibadah.Sebagaimana telah dimaklumi dari syariat yang telah disepakati menurut ahli Sunnah bahwa orang yang telah mati keadaan seperti itu,maka ia tentu masuk surga meskipun sebelumnya ia telah dikenakan segala macam siksa dan cobaan.
Orang yang mati dalam keadaan syirik,maka ia tidak akan mendapatkan surga dan tidak akan mendapatkan rahmat Allah,dan ia masuk kedalam neraka selama-lamanya tanpa terputusdari siksa dan tidak terhenti dari masa. Lihat Kitab Fathul Majid.Wallahu A’lam bi Muroodi.
Maka jelaslah bahwa begitu berbahaya perbuatan syirik kecil tersebut,apalagi jika kita melakukan syirik besar. Sebagaimana disebutkan pada bahasan diatas bahwa pada pendalilan awal dan akhir yang dibahas adalah dalil syirik besar ,sedangkan pembahasannya pada perbuatan syirik kecil. (penulis)
Sumber rujukan kitab disetujui oleh : Ust.Rifqi Rosyidi Lc.M.Ag Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Kaltim dan Ust.Abdul Ghofir Lc.MA. Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Bontang.
Muraja’ah oleh : Ust.Abdul Ghofir Lc.MA. Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Bontang.
Wahai Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku,kebodohanku dan sikap melampaui batas dalam segala urusanku,dan apa saja yang Engkau lebih mengetahuinya dari pada aku. Wahai Allah,ampunilah kekeliruanku,kesengajaanku,kebodohanku dan segala gurauku,semua itu ada padaku.
Wahai Allah,ampunilah apa yang telah aku kerjakan dan apa yang telah aku lalaikan,apa yang aku sembunyikan dan apa yang aku tampakkan. Engkaulah yang mengajukan dan Engkau pula yang menangguhkan.Engkau berkuasa atas segala sesuatu. HR.Al-Bukhori dalam Kitab Shohih Bukhori. (***)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post