bontangpost.id – Pelepasan telur nyamuk wolbachia ke permukiman penduduk dijadwalkan Dinas Kesehatan Kota Bontang pada Agustus 2023.
Kepala Diskes Bontang drg Toetoek Pribadi Ekowati mengatakan hadirnya program tersebut untuk mengentas persoalan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bontang. Berdasarkan data Diskes, sejak Januari hingga Juni 2023 terdapat 179 orang yang terjangkit DBD. Satu di antaranya meninggal dunia.
Adapun terbanyak tahun ini terjadi di Kelurahan Gunung Telihan dengan total 31 kasus, kemudian disusul Kelurahan Bontang Baru dengan 27 kasus, dan Kelurahan Loktuan sebanyak 17 kasus.
“Insyallah kami sudah siap. Sosialisasi di tingkat kelurahan pun sudah dilakukan. Sebelum pelepasan telur nyamuk wolbachia Juli kami akan adakan pelatihan untuk kader masyarakat dan koordinator lapangan,” jelasnya.
Dijelaskannya, pada tahap pertama pelepasan telur nyamuk akan menyasar enam kelurahan. Yakni Kelurahan Bontang Baru, Kelurahan Gunung Elai, Kelurahan Api-Api, Kelurahan Belimbing, Kelurahan Gunung Telihan, dan Kelurahan Kanaan. Kemudian, sembilan kelurahan lainnya akan dilakukan pelepasan nyamuk pada Desember mendatang.
Adapun, intervensi wolbachia di permukiman masyarakat dengan cara menitipkan ember berisi telur nyamuk wolbachia. Dari enam kelurahan tersebut total ada 3.792 ember dan 946 ribu telur wolbachia yang disebar. Dengan harapan telur nyamuk wolbachia menetas kemudian kawin dengan nyamuk jenis lain. Sehingga kembali menghasilkan nyamuk yang sama.
“Nyamuk wolbachia itu tidak mampu menyebarkan bakteri penyebab DBD. Makanya efektif sekali untuk mengentas persoalan itu. Pun, pelepasan nyamuk wolbachia hanya dilakukan selama enam bulan. Setelah itu kami ambil kembali,” bebernya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan alasan Bontang terpilih menjadi pilot project mewakili Kalimantan Timur lantaran menjadi peringkat satu kasus terbanyak DBD nasional pada lima tahun silam.
“Selama ini penggunaan fogging pun tak maksimal. Karena hanya membunuh nyamuk dewasa sedangkan jentiknya tidak. Malahan membuat polusi,” sebutnya.
Agar program ini berjalan maksimal, Maxi bakal mengirimkan tim dalam setiap bulan untuk mengevaluasi dan memantau langsung perkembangan di Bontang. Terlebih, ia sangat mengapresiasi lengkapnya peralatan medis di Bontang dan maksimalnya penanganan DBD.
“Dalam Hal ini, ternyata Bontang lebih maju dari Semarang. Saya salut juga penanganan DBD sangat maksimal sekali. Semoga ini berjalan maksimal,” tandasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: